WINA – Ketua tim pengawas Badan Energi Atom Internasional (IAEA) untuk
program nuklir Iran Herman Nackaerts kemarin menyatakan, berbagai
negosiasi dengan pemerintah Teheran menemui jalan buntu.
Pernyataan itu muncul setelah
dua hari kunjungan pengawas IAEA di Iran.“Kami mencoba mencapai
kesepakatan untuk menyelesaikan semua isu besar. Kami melakukan
perjalanan ini dengan semangat konstruktif. Malangnya, kami tidak dapat
mencapai kesepakatan,” ungkap Nackaerts di bandara Wina, dikutip AFP.
“Kami tidak mendapat akses ke fasilitas militer Parchin, kami tidak
dapat maju. Kami sekarang akan melaporkan pada direktur jenderal dan
kemudian pada badan gubernur IAEA.
Lalu kami akan melihat apa
langkah selanjutnya.” Tim pengawas IAEA yang dipimpin Nackaerts berharap
dapat mengklarifikasi isu-isu yang muncul dalam laporan badan itu pada
November silam. Laporan tersebut menuduh Iran melakukan aktivitas
pengembangan persenjataan nuklir.Iran menyangkal tuduhan tersebut.
Setelah munculnya laporan IAEA, Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa (UE)
menerapkan berbagai sanksi yang menargetkan sektor minyak Iran. Muncul
pula rumor bahwa Israel akan melancarkan serangan udara di fasilitas
nuklir Negeri Mullah.
Iran mengancam menutup Selat Hormuz jika
militer asing menyerang fasilitas nuklirnya. Penutupan Selat Hormuz akan
mengakibatkan harga minyak global meningkat dan menciptakan krisis
ekonomi. Kunjungan pengawas IAEA itu dianggap sangat penting untuk upaya
menghidupkan lagi perundingan antara Iran dan kekuatan P5+1 yakni AS,
China, Rusia, Prancis, Inggris, dan Jerman. Perundingan itu terhenti di
Turki 13 bulan silam. Menurut pernyataan IAEA kemarin, berbagai upaya
intensif untuk mencapai kesepakatan telah gagal.
Tim meminta
akses ke Parchin pada kunjungan kali ini dan sebelumnya pada Januari.
Fasilitas itu diyakini menjadi tempat uji coba bahan peledak.“ Tapi,
Iran tidak memberi izin. Ini mengecewakan karena Iran tidak menerima
permintaan kami untuk mengunjungi Parchin selama pertemuan pertama atau
kedua,” kata Direktur Jenderal IAEA Yukiya Amano. Utusan Iran untuk IAEA
Ali Asghar Soltanieh menyatakan, perundingan akan dilanjutkan. Tapi,dia
ataupun IAEA tidak menyatakan kapan kunjungan selanjutkan akan
direncanakan.
Setelah berakhirnya kunjungan pengawas IAEA,
pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menegaskan bahwa rezim
Teheran tidak menginginkan persenjataan nuklir.“Kami tidak menginginkan
senjata atom. Kami ingin mengalahkan supremasi kekuatan dunia yang
mengandalkan persenjataan nuklir. Dengan izin Tuhan, bangsa ini akan
mencapai tujuannya,”paparnya pada para pakar nuklir Iran. Iran saat ini
mulai merasakan dampak berbagai sanksi internasional.
Negeri
Mullah kesulitan dalam melakukan transaksi keuangan untuk eksport dan
import karena AS dan UE melarang berbagai institusi keuangan negara lain
bekerja sama dengan bank sentral Iran.Padahal,bank sentral Iran selama
ini menangani transaksi keuangan untuk eksport dan import. syarifudin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar