Demonstran mendesak pemilu presiden (pilpres) dipercepat. Unjuk rasa itu semula digelar untuk mengecam aparat keamanan yang dianggap lalai dalam mencegah bentrok antarfans sepak bola yang menewaskan 74 orang di stadium di Port Said pada Rabu (1/2).Tujuh orang tewas dalam unjuk rasa di sekitar gedung Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Mesir,Kairo,dan di Kota Suez,sejak Kamis (2/2).
Demonstran dan aparat keamanan bentrok lagi pada Sabtu (4/2) di Kairo, meskipun sejumlah aktivis berupaya mencegah kekerasan.Para pemuda melemparkan batu ke arah polisi yang menembakkan gas air mata untuk membubarkan demonstran.Kemendagri menyatakan polisi berupaya melindungi gedung dari amukan massa. Demonstran menganggap Kemendagri bertanggung jawab atas korban tewas di Port Said.Banyak spekulasi tentang penyebab insiden berdarah di stadium sepak bola tersebut.
Beberapa pihak yakin pendukung rezim Mubarak memicu kekerasan di Port Said untuk menciptakan kekacauan sehingga menguatkan pengaruh mereka.Namun,Kemendagri menyatakan kekerasan yang terjadi diprovokasi oleh saling hina antarfans sepak bola. Ratusan polisi antihuruhara memblokade jalan-jalan menuju Kemendagri di Kairo. Polisi terus menembakkan gas air mata untuk membuat demonstran tetap berada di Teluk. Polisi memasang blokade beton di Jalan Mansur yang menjadi pusat bentrok berdarah. Mereka juga memasang pagar kawat berduri di jalanjalan lainnya.
Demonstran melemparkan batu dan bom molotov ke barisan polisi. Pengunjuk rasa senang saat teman mereka membawa seorang pria yang mereka sebut aparat berbaju preman. Demonstran lainnya berusaha melindungi pria itu dari tendangan dan pukulan pengunjuk rasa. Sementara itu, satu dewan sipil dibentuk untuk memberi saran bagi dewan militer dalam persiapan menuju pemilu presiden. Langkah tersebut didukung anggota Partai Keadilan dan Kebebasan (FJP) yang menjadi sayap politik Ikhwanul Muslimin, gerakan paling solid di Mesir. FJP merupakan partai yang meraih kursi terbanyak di parlemen Mesir.
“Dengan mempertimbangkan seriusnya kejadian tersebut, kami tidak bisa diam,kami tidak bisa menunggu.Ini sebuah gugatan revolusioner,” tegas Mona Makram Ebeid, anggota dewan sipil,kepada Reuters. “Dewan penasihat akan mempertimbangkan menghentikan rapatnya jika dewan militer tidak merespons,”tutur Sherif Zahran,anggota dewan sipil. Nominasi resmi untuk jabatan presiden akan diterima sejak 23 Februari,berdasarkan isi rekomendasi, dua bulan lebih cepat dibandingkan 15 April, tanggal yang diumumkan sebelumnya.
Dengan rekomendasi itu, pemilu dapat digelar paling cepat pada April atau Mei.Sesuai jadwal,dewan militer akan menyerahkan kekuasaan para presiden terpilih pada akhir Juni.Pejabat Mesir mengindikasikan pemilu akan digelar beberapa saat sebelumnya. “Pemilu presiden dapat digelar pada Mei,”tutur Deputi Ketua FJP Essam el-Erian. syarifudin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar