KAIRO- Liga Arab sepakat membuka kontak dengan oposisi Suriah dan
meminta Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) membentuk pasukan penjaga
perdamaian ke negara itu.
Langkah Liga Arab ini langsung
dikecam Suriah. Rezim Damaskus menuding keputusan Liga Arab itu
merupakan pesanan Barat. “Diplomat Liga Arab akan membuka saluran
komunikasi dengan oposisi Suriah dan menawarkan dukungan penuh keuangan
dan politik, mendorong oposisi menyatukan barisannya,” papar pernyataan
Liga Arab yang dikutip AFP.
“Liga Arab meminta Dewan Keamanan
PBB untuk mengeluarkan keputusan pembentukan pasukan penjaga perdamaian
PBB-Arab untuk mengawasi pelaksanaan gencatan senjata.” Resolusi Liga
Arab tidak menjelaskan apakah usulan pasukan penjaga perdamaian PBB-Arab
itu melibatkan pasukan bersenjata atau apakah bantuan yang ditawarkan
untuk oposisi termasuk persenjataan.
Setelah perundingan maraton
di Kairo, 22 anggota Liga Arab mengumumkan berakhirnya misi pemantau di
Suriah. Namun,Ketua misi pemantau Liga Arab di Suriah Jenderal Mohammed
Ahmed Mustafa al- Dabi mengundurkan diri. Sebagian besar anggota Liga
Arab memang mendukung tekanan baru terhadap Suriah.
“Hanya
Aljazair dan Lebanon yang menyatakan keberatan dengan resolusi
tersebut,” papar pejabat Liga Arab. Duta Besar Suriah untuk Mesir Yusef
Ahmed mengecam langkah Liga Arab.“Republik Arab Suriah menolak keputusan
Liga Arab yang menunjukkan histeria negara-negara itu setelah gagal
mewujudkan intervensi asing di Dewan Keamanan PBB,”tegasnya.
Surat
kabar milik pemerintah Suriah, Ath-Thawra,menuduh Liga Arab dibayar
kekuatan Barat. “Tidak ada kejutan karena perintah telah dikirimkan.
Mereka tidak memutuskan apa pun,mereka hanya melaksanakan perintah.
Mereka telah melakukan itu di masa lalu dan mereka akan melakukannya
saat ini,” tulis harian itu mengomentari hasil kesepakatan Liga Arab.
Ketua
oposisi Dewan Nasional Suriah (SNC) Burhan Ghalioun menyambut keputusan
Liga Arab itu sebagai langkah pertama menuju terjatuhnya rezim Suriah.
Adapun, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) China mendukung mediasi Liga
Arab di Suriah ta pi tidak memberikan sinyal dukungan atas seruan Liga
Arab untuk pengiriman pasukan penjaga perdamaian menghentikan kekerasan
di negara itu.
Seruan Liga Arab untuk pengiriman penjaga
perdamaian di Suriah menambah tekanan diplomatik terhadap Rusia dan
China.Kedua negara sebelumnya mengeluarkan veto untuk menghalangi draf
resolusi Dewan Keamanan PBB yang mengecam kekerasan di Suriah. “China
menyerukan dan mendukung kelanjutan upaya Liga Arab untuk mediasi
politik yang memainkan peran konstruktif dan proaktif demi terciptanya
perdamaian Suriah,” ujar juru bicara Kemenlu China Liu Weimin, dikutip
Reuters.
“Kami yakin PBB harus memberikan bantuan konstruktif
berdasarkan piagam PBB dan norma hubungan internasional.” Semua misi
pasukan penjaga perdamaian PBB memerlukan konsensus dari kekuatan asing
yang saat ini terpecah belah dalam menyikapi konflik Suriah. Kepala Liga
Arab Nabil Elaraby berpendapat, China dan Rusia kehilangan kredit
diplomatik di dunia Arab karena mengeluarkan veto untuk draf resolusi
Dewan Keamanan PBB pada 4 Februari silam.
Namun, Beijing
menegaskan bahwa China berkomitmen untuk kepentingan jangka panjang
rakyat Suriah. Sementara, kekerasan masih terjadi di penjuru Suriah.
Pengawas Suriah untuk Hak asasi Manusia (SOHR) melaporkan sedikitnya 39
anakanak tewas pada Minggu (12/2), sebagian besar karena serangan
pasukan Presiden Suriah Bashar al Assad di Kota Homs. Sebagian besar
korban tewas di Baba Amr, basis pemberontak bersenjata yang menjadi
target serangan pasukan pemerintah.
Serangan yang berlangsung
selama lebih dari sepekan telah menewaskan sedikitnya 500 orang. SOHR
melaporkan baku tembak di wilayah utara dekat Rastan.Di sana seorang
wanita tewas saat sebuah roket menerjang rumahnya. Di berbagai tempat
lain, penembak jitu menewaskan seorang anak di Daraa,tempat
pemberontakan melawan rezim Assad yang telah berlangsung 11 bulan.
syarifudin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar