TEHERAN– Iran mempercepat program nuklirnya di sebuah fasilitas bawah
tanah dekat kota Qom. Peringatan itu diungkapkan seorang diplomat di
Vienna kemarin.
Negeri Mullah tampaknya siap
memasang ribuan sentrifugal generasi baru di fasilitas bawah tanah
tersebut. ”Iran dapat mempercepat produksi uranium yang diperlukan untuk
pembangkit listrik dan senjata nuklir,”ujar diplomat itu pada BBC.
Badan
Energi Atom Internasional (IAEA) tidak berkomentar atas peringatan
tersebut. Pengawas IAEA dijadwalkan mengunjungi Teheran pekan ini untuk
perundingan lanjutan mengenai aktivitas nuklir Iran. Pada kunjungan IAEA
bulan lalu mereka ditolak masuk ke sejumlah fasilitas nuklir. Iran
menyatakan, program nuklirnya untuk tujuan damai. Namun, negara-negara
Barat menuduh Teheran secara rahasia berupaya membangun senjata
nuklir.Tuduhan itu disangkal oleh Negeri Mullah itu.
Menurut
sumber diplomat itu, fasilitas Qom saat ini berisi peralatan pendukung,
jaringan pipa dan sirkuit listrik yang diperlukan untuk sentrifugal
generasi terbaru. Meski sejumlah sentrifugal itu belum dipasang
seluruhnya dan tidak ada kejelasan tentang kapan semuanya akan
terpasang. Tiga hari silam Iran menyatakan, negaranya telah mengalami
kemajuan dalam program nuklir, termasuk mengembangkan sentrifugal yang
dapat melakukan pengayaan uranium lebih cepat.Perkembangan ini diumumkan
saat ketegangan meningkat terkait isu nuklir Iran, setelah laporan IAEA
pada November silam menuduh Teheran melakukan sejumlah aktivitas
terkait pengembangan senjata nuklir.
Pekan lalu Menteri Luar
Negeri Inggris William Hague memperingatkan program nuklir Iran dapat
memicu perlombaan senjata nuklir di kawasan. Saat ini satu-satunya
negara di kawasan Timur Tengah yang diyakini memiliki senjata nuklir
ialah Israel. Sementara itu, kapal-kapal perang Iran memasuki Laut
Mediterania pada Sabtu (18/2). Ini merupakan manuver Iran untuk kedua
kalinya sejak revolusi Islam 1979. Komandan Angkatan Laut (AL) Iran
Laksamana Habibollah Sayari menyatakan, langkah ini sebagai pesan
perdamaian.
”AL Republik Islam Iran telah melintasi Terusan Suez
untuk kedua kalinya sejak Revolusi Islam 1979,” ujarnya, dikutip kantor
berita IRNA. Sayari tidak menjelaskan berapa banyak kapal yang melintasi
Suez atau apa misi yang mereka rencanakan di Mediterania. Namun, armada
itu sebelumnya berlabuh di kota Jeddah,Arab Saudi. ”Dua kapal Iran,
satu kapal destroyer Shahid Qandi dan satu kapal suplai Kharg, berlabuh
di pelabuhan Laut Merah pada 4 Februari,”ungkap laporan media Iran.
Sementara
Kepala Staf Militer Israel Letnan Jenderal Benny Gantz memperingatkan,
keputusan untuk menyerang Iran akan dibuat secara sepihak oleh rezim
Zionis. ”Israel merupakan penjamin utama keamanannya sendiri. Ini peran
kami sebagai angkatan bersenjata. Israel harus membela dirinya sendiri,”
katanya. ”Kita harus mengikuti perkembangan di Iran dan program
nuklirnya, tapi dalam hal yang lebih luas,perlu diperhitungkan apa yang
dunia lakukan, apa yang Iran putuskan, dan apa yang akan kami lakukan
atau tidak lakukan.
” Menurut Gantz, Iran tidak hanya menjadi
masalah Israel, tapi juga masalah dunia dan regional. Senada dengan itu,
Menteri Pertahanan Israel Ehud Barak menyeru dunia untuk mengetatkan
sanksi terhadap Iran sebelum Teheran mencapai ”zona kekebalan” terhadap
serangan militer untuk menghentikan program nuklirnya. Dalam beberapa
pekan terakhir, ada dugaan Israel segera menggelar serangan militer ke
fasilitas nuklir Iran. Meski demikian, rezim Zionis menyangkal telah
memutuskan untuk segera menyerang Negeri Mullah tersebut. Rezim Zionis
juga menuduh Iran menjadi dalang atas upaya pembunuhan terhadap sejumlah
diplomat Israel di India, Georgia, dan Thailand.
Teheran
menyangkal tuduhan tersebut. Kemarin Penasihat Keamanan Nasional Amerika
Serikat (AS) memulai perundingan dengan pejabat Israel tentang berbagai
isu, termasuk Iran. Pembicaraan itu digelar dua pekan menjelang
kunjungan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu ke Gedung Putih
untuk bertemu Presiden AS Barack Obama. Dalam artikel terbaru yang
dirilis Washington Post, Menteri Pertahanan AS Leon Panetta menduga
Israel mungkin menyerang fasilitas nuklir Iran dalam beberapa bulan
mendatang.
Saat ini Iran telah mendapat empat paket sanksi
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan sanksi-sanksi sepihak dari AS serta
Uni Eropa. Semua sanksi itu tidak menghentikan tekad Iran meneruskan
program nuklirnya. syarifudin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar