Cho Cho May tahu siapa yang akan dia pilih
pada pemilu sela Myanmar hari ini, yakni kandidat partai yang dibentuk junta
militer.
“Jangan tanya saya pertanyaan itu,” katanya
singkat pada Reuters. Kandidat Partai Pembangunan dan Persatuan Solidaritas
(USDP) adalah bosnya. USDP merupakan partai yang didukung junta. Mencari selain
pendukung USDP lainnya di kota sungai yang tenang itu jelas sulit.
Padahal saat Aung San Suu Kyi, yang memimpin
Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), berkampanye dua hari di wilayah itu,
jalanan Mawlamyaing dipenuhi orang-orang yang melambaikan bendera NLD dan
meneriakkan “Panjang Umur Ibu Suu!”
Melihat konvoi Suu Kyi melintas saat itu, banyak
pihak mungkin membayangkan sulit bagi partai lain mengalahkan NLD pada pemilu
hari ini. Tapi NLD yang mengajukan sejumlah kandidatnya pada pemilu hari ini,
menghadapi banyak tantangan. Berbagai tantangan NLD itu antara lain
kandidat-kandidatnya yang belum terkenal, pemilih yang masih khawatir dan belum
berpengalaman, serta kandidat lawan incumbent yang memiliki sumber dana yang
kuat.
Setelah lepas dari pemerintahan militer sejak
tahun lalu, sejumlah reformasi memang telah dilakukan Myanmar. Pemilu hari ini
menjadi ujian besar pertama bagi kejujuran pemilu Myanmar dan popularitas NLD.
Suu Kyi telah berkampanye dengan sangat serius
di berbagai wilayah. Dia tidak segan mendatangi lokasi-lokasi terpencil untuk
bertemu dengan para pendukungnya, termasuk di perkebunan karet yang jaraknya 10
kilometer dari kota. Konvoi Suu Kyi pun terdiri atas sejumlah truk, bus, dan
sepeda motor. Suu Kyi bahkan sempat sakit sehingga menghentikan kampanyenya
pada pekan ini.
Ikon demokrasi Myanmar itu jauh-jauh hari
mengeluhkan kesalahan besar yang ada dalam daftar pemilih resmi. Berbagai
kesalahan yang ada antara lain nama-nama pemilih yang diulang, atau nama orang
yang sudah meninggal tapi tetap terdaftar sebagai pemilih. Dalam pidato
kampanyenya awal bulan ini, Suu Kyi menegaskan bahwa dia melawan partai-partai
politik yang berupaya memenangkan kursi parlemen melalui cara-cara curang.
Menurut Suu Kyi, poster-poster kampanye NLD di ibu kota Naypyitaw juga dirusak
oleh tangan-tangan jahil.
Jual
Beli Suara
Saat berkampanye dekat Mawlamyaing, Suu Kyi
menyoroti partai-partai yang menjanjikan berbagai hal pada publik, seperti
pembangunan jembatan dan jalan baru. “Mereka juga berjanji menyediakan listrik
bagi rakyat. Tapi kemarin saya melintasi sebuah kota di mana orang-orang
menunggu untuk menyambut saya dengan lilin, karena mereka tidak memiliki
listrik. NLD tidak akan mengumbar janji-janji yang tidak dapat dipenuhi,”
katanya.
Suu Kyi tidak menyebut nama partai yang
dimaksudnya. Tapi manajer kampanye NLD Nyan Win tidak terlalu merahasiakan nama
partai tersebut. Bulan lalu dia menuduh sejumlah kandidat USDP membeli suara
dan membujuk pemilih dengan menjanjikan akan membangun infrastruktur dan
jaringan listrik.
Pemerintahan Presiden Myanmar Thein Sein
tampaknya berhati-hati antara menghindari berbagai tindakan yang dapat
menghalangi pencabutan sanksi Barat dan melakukan cara-cara lama untuk
mempertahankan kekuasaan.
Seperti partai lainnya, NLD juga diijinkan
merekam pidato kampanye selama 15 menit untuk disiarkan televisi pemerintah
Myanmar, MRTV. Pidato kampanye Suu Kyi itu ada sebagian yang disensor karena
mengkritik pemerintah militer sebelumnya yang menekan rakyat. “Tidak jelas
apakah pemerintahan militer akan kembali berkuasa atau tidak,” ungkap Suu Kyi
saat berkampanye di Mawlamyaing.
Suu Kyi, 66, berjuang keras mendapatkan sebuah
kursi di Kawhmu, dekat bekas ibu kota Myanmar, Yangon. “Lebih penting mengawasi
apa yang terjadi selama proses, karena saya cukup yakin bahwa hari pemilu tidak
akan terlalu buruk,” paparnya.
Bertekad
Menang
Selama kampanye, Suu Kyi tidak hanya menarik
massa, tapi melipatgandakan orang yang mendukungnya. Warga sangat antusias
bertemu Suu Kyi dengan menyambut konvoinya. Dalam setiap kampanye, truk-truk
pick-up dipasangi pengeras suara yang melantunkan lagu berbahasa Burma. Lagu
itu berisi lirik “Mari berdiri bersama Ibu Suu”.
Lagu lain yang sering diputar selama kampanye
ialah tentang ayah Suu Kyi, pahlawan kemerdekaan Jenderal Aung San. NLD juga
mengusung slogan-slogan berbahasa Inggris. Sejumlah poster dan kaos bertuliskan
“We Love Truth Therefore We Love Suu" dan “We Must Win.”
“Kami mencintainya. Seluruh negeri
mencintainya,” kata Ye Kyaw Thu, 41, penjaga toko di Thaton.
Namun dia mengakui, cinta saja tidak cukup
untuk menghapus dampak tekanan rezim selama beberapa dekade. “Orang-orang telah
takut untuk waktu yang lama. Sulit untuk menghapus ketakutan dari hati mereka,”
papar Ye Kyaw Thu.
Sejumlah lawan politik NLD menyatakan bahwa
Suu Kyi merupakan tokoh sentral di partainya. “Aung San Suu Kyi merupakan orang
yang tepat untuk negara, tapi di belakangnya tidak banyak. Tapi USDP telah
memilih orang yang tepat untuk banyak kursi. Setelah Aung San Suu Kyi, NLD
harus memilih orang yang tepat,” papar Khin Shwe, anggota parlemen dari USDP.
Dia yakin pemilu akan berjalan adil dan jujur,
tapi memperkirakan bahwa NLD hanya akan memenangkan setengah dari kursi yang
diperebutkan. “Saya pikir ini akan 50-50,” katanya.
Sejumlah pengamat mengatakan bahwa USDP tidak
perlu berkampanye menjelang pemilu hari ini. “Meskipun NLD memenangkan semua
kursi yang diperebutkan, 48 kursi, ini dapat diabaikan. Tapi saya pikir akan
ada pertarungan besar antara NLD dan USDP pada pemilu 2015,” kata ekonom
independen Khin Maung Nyo.
Yang pasti, pertarungan telah dimulai.
Kampanye Suu Kyi yang mengenalkan kandidat tunggal di Mon State merupakan
bagian dari strategi besar untuk pemilu 2015. “Ini tidak hanya memenangkan
pemilu sela. Ini tentang membangkitkan kesadaran politik rakyat. Dan sekarang
mereka bangkit,” ungkap Mon Mon Myat, videografer yang mengikuti kampanye Suu
Kyi untuk perusahaan produksinya, Creative Media House. (syarifudin)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar