GAZA– Mesir kemarin menjadi mediator gencatan senjata antara Israel dan
pejuang Gaza. Gencatan senjata dilakukan setelah empat hari serangan
udara rezim Zionis yang menewaskan 25 warga Palestina.
Menurut pejabat intelijen Mesir,
kesepakatan gencatan senjata dilakukan secara komprehensif dan saling
menguntungkan. Gencatan senjata tercapai setelah sejumlah kontak
intensif antara kedua pihak.
“Kesepakatan mengakhiri operasi
antara kedua belah pihak, termasuk penghentian melakukan pembunuhan
mulai berlaku pukul 1.00 pagi,” ujar pejabat intelijen Mesir pada
AFP,kemarin. Dia memaparkan bahwa kesepakatan itu tercapai setelah
kontak intensif antara kedua belah pihak untuk menghentikan operasi
militer di Jalur Gaza dan mengakhiri pembunuhan terhadap rakyat
Palestina. Menurut Menteri Pertahanan Sipil Israel Matan Vilnai,
gencatan senjata itu sebagai wujud adanya pemahaman. “Pada saat ini,
petunjuknya adalah untuk tetap tenang,dan meskipun itu terjadi pada
beberapa menit terakhir,” katanya dikutip Reuters.
Adapun
seorang pejabat Palestina yang mengetahui kesepakatan itu mengatakan,
beberapa faksi telah menyatakan komitmen untuk gencatan senjata,
termasukJihadIslamdanPRC. Pengumuman gencatan senjata itu setelah empat
hari agresi militer Israel yang menewaskan pemimpin Komite Perlawanan
Populer (PRC) Zuhair al-Qaisi. PRC merupakan kelompok pejuang Palestina.
Serangan udara Israel pada Jumat (9/3) menewaskan Zuhair al-Qaisi.
Pejuang
Palestina membalas dengan meluncurkan ratusan roket dan mortir ke
wilayah Israel selatan. Jihad Islam dan PRC mengaku bertanggung jawab
atas serangan roket sepanjang akhir pekan. Peningkatan kekerasan di Gaza
menimbulkan kekhawatiran berbagai negara yang berupaya menghidupkan
kembali perundingan damai Palestina-Israel. Petugas medis Palestina
menyebutkan jumlah korban tewas akibat serangan Israel mencapai 25 orang
pada Senin (12/3), termasuk 19 pejuang Palestina, 14 orang dari Jihad
Islam dan 5 orang anggota PRC, serta enam warga sipil.Sebanyak 80 warga
sipil Palestina terluka akibat serangan udara Israel.
Israel
mengatakan,35 orang mengalami terluka akibat serangan roket Palestina.
Otoritas rezim Zionis meliburkan sejumlah sekolah dan melarang warganya
keluar rumah. Beberapa jam sebelum gencatan senjata, empat serangan
udara dilancarkan Israel, termasuk di timur Kota Gaza yang menewaskan
dua pejuang Jihad Islam.Antara tengah malam dan pukul 9.00 malam
kemarin, pejuang Gaza menembakkan 66 roket dan menghantam 42 titik di
wilayah Israel. Sebanyak 24 roket berhasil dilumpuhkan sistem pertahanan
rudal Kubah Besi.
Pada Senin (12/3), Perdana Menteri (PM) Israel
Benjamin Netanyahu memperingatkan bahwa militer Israel dapat
memperpanjang serangan udara jika serangan roket Palestina terus
terjadi.“Militer Israel bersiap memperpanjang aktivitasnya dan
melanjutkan aktivitasnya selamadiperlukan,”kataNetanyahu kepada anggota
parlemen dari Partai Likud. Sebelumnya,Amerika Serikat (AS) mengecam
serangan roket dari Gaza. Sebaliknya, Liga Arab menganggap serangan
udara Israel sebagai aksi pembunuhan massal.
Sekretaris Jenderal
Perserikatan Bangsa-Bangsa Ban Kimoon menyesalkan serangan roket
terhadap warga Israel, yang menurutnya tidak dapat diterima.
DiajugamendesakIsrael menahan diri sepenuhnya. Gaza memiliki populasi
1,7 juta jiwa.Mereka hidup dalam penjajahan dan blokade Israel sejak
1967. Hamas menguasai Gaza setelah mengambil alih dari kepemimpinan
Presiden Palestina Mahmoud Abbas pada 2007. Pada Agustus, serangan
lintas perbatasan yang dilancarkan dari Mesir menewaskan delapan warga
Israel.
Rezim Zionis kemudian melancarkan serangan yang
menewaskan 15 pejuang Gaza. Israel melancarkan serangan militer paling
brutal pada akhir 2008 dan awal 2009 yang menewaskan 1.400 warga
Palestina. Agresi militer Israel itu membuat Gaza hancur total dan
hingga kini sulit membangun lagi akibat blokade rezim Zionis. Agresi
militer Israel itu mendapat kecaman dunia internasional.
Namun,Perserikatan
Bangsa-Bangsa tidak mampu mengeluarkan resolusi yang mengecam Israel
karena AS selalu membela aliansi dekatnyaitu. ASmerupakanpemasok utama
persenjataan dan sistem tameng rudal Kubah Besi yang dimiliki Israel
saat ini. andika hendra m
Tidak ada komentar:
Posting Komentar