NEW YORK – Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) mengirim
pesan tegas kepada Suriah untuk mengakhiri kekerasan dan memulai dialog
antara rezim dan oposisi.
Rusia dan China turut mendukung
pernyataan DK PBB yang disetujui 15 anggotanya itu.DK PBB mengancam
Suriah dengan “langkah-langkah lebih lanjut” jika rezim Damaskus gagal
melaksanakan enam poin rencana damai Utusan Liga Arab dan PBB Kofi
Annan, yang menyerukan gencatan senjata dan pembukaan akses untuk
bantuan kemanusiaan.
“Dalam pesan yang jelas dan tidak
diragukan, DK PBB menyerukan agar semua bentuk kekerasan dan pelanggaran
hak asasi manusia segera dihentikan. DK PBB mendesak akses kemanusiaan
dan dialog politik komprehensif antara pemerintah dan seluruh komponen
oposisi Suriah,” tegas Sekretaris Jenderal PBB di Kuala Lumpur,
Malaysia, dikutip AFP,kemarin.
Martin Nesirky, juru bicara
Ban,menjelaskan bahwa Sekretaris Jenderal PBB mendukung pesan yang jelas
dalam pernyataan DK PBB. “Ban berharap persatuan langkah oleh DK PBB
terhadap Suriah dapat menandai titik balik komunitas internasional dalam
merespons krisis ini,”ujarnya,dikutip AFP. Pernyataan DK PBB ini lebih
lemah dibandingkan dengan resolusi formal.
Namun, pernyataan ini
merupakan pencapaian terbaik DK PBB, yang sebelumnya berbeda pendapat
tentang penyikapan terhadap kekerasan di Suriah. DK PBB menyatakan Annan
harus secara rutin memberi informasi terbaru tentang upaya perdamaian
yang dia perjuangkan di Suriah.
“Untuk menyikapi laporan-laporan
itu, DK PBB akan mempertimbangkan langkah-langkah selanjutnya yang
diperlukan.DK PBB memberikan dukungan penuh pada upaya Annan untuk
transisi oleh rakyat Suriah menuju sistem politik plural dan
demokratis,” ungkap pernyataan DK PBB.
Annan memiliki satu tim
penasihat di Damaskus yang menentukan apakah mungkin untuk melaksanakan
proses perdamaian lebih lanjut.“Annan didukung oleh DK PBB dalam
upayanya dan mendesak otoritas Suriah merespons secara positif,” kata
juru bicara Annan,Ahmad Fawzi.
Annan yang mantan Sekretaris
Jenderal PBB itu, dalam enam poin rencana damainya mendesak pemerintahan
Presiden Suriah Bashar al-Assad untuk menarik tentara dan persenjataan
berat dari kota-kota oposisi,gencatan senjata dua jam untuk akses
bantuan kemanusiaan di wilayah pertempuran,dan pengawasan PBB untuk
menghentikan semua kekerasan.
Diplomat Barat menilai, dukungan
Rusia dan China terhadap pernyataan DK PBB ini merupakan pesan jelas
untuk meningkatkan isolasi terhadap pemerintahan Presiden Suriah Bashar
al-Assad. “Ini mengirim pesan yang kuat dan bersatu terhadap pemerintah
Suriah dan semua aktor di Suriah bahwa mereka perlu merespons dengan
cepat dan segera terhadap enam poin rencana Annan tersebut,” ujar Duta
Besar Inggris di PBB Mark Lyall Grant.
Menteri Luar Negeri
Amerika Serikat Hillary Clinton memuji pernyataan DK PBB itu dan
memperingatkan Assad untuk melaksanakan rencana damai tersebut. “Kepada
Presiden Assad dan rezimnya,kami katakan, bersama seluruh komunitas
internasional, lakukan langkah ini, komitmen padanya,atau menghadapi
isolasi dan tekanan lebih besar,”tegasnya.
Dubes China di PBB Li
Baodong menyatakan, Beijing mendesak Suriah untuk secara aktif
mendukung dan berkoordinasi dengan Annan, menghentikan kekerasan segera,
menunjukkan keinginan politik, dan melaksanakan dialog politik sesegera
mungkin untuk mencapai stabilitas politik dari krisis Suriah. Menlu
Rusia Sergei Lavrov menyambut langkah DK PBB.
“Dokumen DK PBB
tidak memuat ultimatum,ancaman,atau tuntutan apa pun tentang siapa yang
bersalah,”ungkapnya. Rusia dan China merupakan aliansi utama Suriah.
Moskow dan Beijing telah dua kali mengeluarkan veto untuk menggagalkan
draf resolusi terhadap rezim Assad. PBB menyatakan konflik di Suriah
menewaskan sedikitnya 8.000 jiwa.Kekerasan kian meningkat dalam beberapa
pekan terakhir.
Pengawas Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR)
yang berbasis di Inggris menyatakan, 32 warga sipil tewas di Suriah pada
Rabu (21/3). Militer Suriah menembakkan mortir ke distrik Khalidiya,
Kota Homs.Serangan altileri juga menargetkan Kota Rastan, utara Homs,
yang menjadi basis pemberontak.
Aktivis oposisi menyatakan,
militer menggunakan tank-tank, artileri, dan senjata antipesawat di
pinggiran Damaskus, Harasta, dan Irbin pada Rabu (21/3). Kota-kota itu
diambil alih dari pemberontak dua bulan silam, namun pemberontak
berupaya menguasai lagi. syarifudin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar