Cari di Sini

Selasa, 22 Mei 2012

NATO Aktifkan Tameng Rudal

CHICAGO– Para pemimpin NATO kemarin meluncurkan tahap pertama tameng rudal yang dipelopori Amerika Serikat (AS) untuk Eropa.

NATO berupaya meredam kemarahan Rusia terkait sistem tameng rudal tersebut,dengan memperbarui undangan kerja sama. Dalam konferensi tingkat tinggi NATO di Chicago, Presiden AS Barack Obama dan aliansinya mendeklarasikan kemampuan sementara dengan menempatkan satu kapal perang AS yang membawa pencegat rudal di Mediterania, dan sistem radar berbasis di Turki di bawah komando NATO di sebuah pangkalan militer Jerman.

Aliansi militer itu menegaskan bahwa tameng rudal itu tidak menargetkan Rusia, tetapi bertujuan menghancurkan rudal-rudal yang dapat diluncurkan musuh Barat, seperti Iran. Namun, Moskow khawatir sistem tameng rudal itu juga akan menetralisasi kemampuan deterrent (penangkalan) nuklir Rusia.

“Kami telah mengundang Rusia untuk bekerja sama dalam pertahanan rudal dan undangan ini masih berlaku. Kami akan melanjutkan dialog kami dengan Rusia, dan saya harap pada tahap tertentu Rusia akan menyadari bahwa ada kepentingan bersama kita untuk bekerja sama dalam pertahanan rudal,”ujar Sekretaris Jenderal NATO Anders Fogh Rasmussen, dikutip kantor berita AFP.

Rasmussen menegaskan bahwa NATO harus mampu mempertahankan diri menghadapi ancaman rudal.“Langkah ini tidak dapat dihalangi Rusia, ini keputusan NATO,” tuturnya. Rusia menganggap sistem tameng rudal itu mengingatkan kembali pada konflik saat Perang Dingin. Moskow memperingatkan bahwa langkah NATO akan direspons Rusia dengan menempatkan rudal jarak pendek, Iskander, di Kaliningrad, dekat Polandia, negara anggota NATO dan Uni Eropa (UE).

Konflik mengenai sistem tameng rudal ini menguji hubungan diplomatik antara ASRusia dekade silam. Isu ini menjadi permasalahan utama yang diungkapkan Obama saat dia melaksanakan diplomasi “reset” dengan Rusia pada 2009. NATO berharap Presiden Rusia Vladimir Putin akan datang ke Chicago, tapi Kremlin justru mengirim seorang delegasi dengan level lebih rendah untuk mewakili Rusia dalam konferensi tingkat tinggi tersebut.

Putin yang bertukar posisi dengan Dmitry Medvedev bulan ini,sering kali berkonflik dengan pemerintahan AS sebelumnya terkait masalah pertahanan rudal pada dua periode pemerintahan sebelumnya. Untuk meredakan kemarahan mantan musuh lamanya saat Perang Dingin,NATO menawarkan bekerja sama dengan Rusia dalam pertahanan rudal saat konferensi tingkat tinggi sebelumnya pada November 2010 di Lisbon.

Namun, dua pihak tetap tidak dapat menemukan landasan bersama. “Ini bukan sebuah proyek yang menargetkan Rusia, melainkan proyek yang kami inginkan untuk melibatkan Rusia dalam kepentingan keamanan Eropa.Karena itu,pintu untuk Rusia akan tetap terbuka,” papar Menteri Luar Negeri Jerman Guido Westerwelle, dikutip AFP.

Pemimpin NATO dalam deklarasi mengenai Reviu Postur Pertahanan dan Penangkalan Nuklir menegaskan kembali bahwa pertahanan rudal itu tidak berorientasi terhadap Rusia atau untuk merusak kemampuan deterrent strategis Rusia. Tahap pertama mengaktifkan sistem tameng rudal itu hanya akan memberi kemampuan pertahanan yang sangat terbatas terhadap rudal-rudal musuh.

Sistem tameng rudal akan dilaksanakan dalam empat tahap dan akan sepenuhnya beroperasi pada 2018. Spanyol akan menjadi lokasi bagi empat kapal perang Aegis milik AS di Pelabuhan Rota. Sementara itu,Polandia dan Rumania telah setuju menjadi tempat rudal SM-3 berbasis darat milik AS dalam beberapa tahun mendatang. Moskow menyerukan kontrol bersama atas sistem tameng rudal tersebut.

Rusia juga mendesak jaminan yang mengikat secara hukum bahwa sistem itu tidak bertujuan melemahkan kemampuan Negeri Beruang Merah tersebut. Namun, NATO menolak dua permintaan Rusia tersebut.NATO bersikeras menolak menandatangani dokumen yang mengikat secara hukum. syarifudin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar