Cari di Sini

Kamis, 31 Mei 2012

China-Rusia Tolak Intervensi Militer Asing

BEIJING – China dan Rusia kemarin menegaskan kembali penolakannya terhadap intervensi militer asing di Suriah. Negara-negara Barat dan Arab terus mendorong dilakukannya intervensi militer ke Suriah setelah pembunuhan terhadap 108 warga sipil, termasuk anak-anak.

Desakan untuk melakukan intervensi asing itu tampaknya akan dibahas dalam pertemuan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa- Bangsa (DK PBB) pada Jumat (1/6) mendatang. “China menentang intervensi militer dan tidak mendukung pemaksaan perubahan rezim. Jalur fundamental untuk menyelesaikan krisis itu ialah semua pihak mendukung upaya mediasi oleh Kofi Annan,” papar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) China Liu Weimin,dikutip Reuters.

Liu tidak mengatakan apakah China hendak mengusir para diplomat Suriah. Saat ini negara-negara Barat telah mengusir para diplomat Suriah untuk memprotes tewasnya warga sipil di Suriah. “Saya tidak mendengar itu memiliki dampak apa pun terhadap Kedutaan Besar Suriah di China. Kami telah menjelaskan posisi kami dalam insiden itu. China yakin harus dilakukan penyelidikan dan para pembunuh harus diadili,”tuturnya.

Beijing berulang kali menyuarakan kekhawatiran bahwa intervensi internasional di Suriah akan memperburuk kekerasan atau membuka jalan bagi perubahan rezim yang dipimpin Barat. Tabloid Global Times menulis dalam tajuknya kemarin bahwa merupakan pendapat yang salah, jika menganggap menggulingkan Assad akan mengakhiri krisis di Suriah.

“Setengah populasi Suriah tetap setia pada Assad dan menghapus dukungan ini akan menjadi luka besar bagi rakyat Suriah,” tulisnya.“Barat tidak bisa mengharapkan kerja sama China dan Rusia jika terus bersikeras mendiktekan nilai-nilai dan standarnya sendiri pada dunia dengan cara apa pun.Hal itu justru akan membuat China dan Rusia menentangnya.”

Presiden Suriah Bashar al- Assad mengecam pelaku pembunuhan itu adalah kelompok teroris bersenjata. Namun, Barat dan Arab menuduh pasukan Assad sebagai pihak yang bertanggung jawab atas pembunuhan terburuk dalam 14 bulan pemberontakan melawan rezim Assad tersebut. China dan Rusia telah dua kali mengeluarkan veto untuk menggagalkan resolusi DK PBB yang menyerukan aksi keras terhadap Suriah.

Beijing dan Rusia lebih mendukung langkah mediasi damai yang dilakukan Utusan Liga Arab dan PBB Kofi Annan. Rusia menentang intervensi militer asing di Suriah.Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia Gennady Gatilov menganggap terlalu dini bagi DK PBB untuk mempertimbangkan langkahlangkah baru terhadap Suriah. syarifudin   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar