Cari di Sini

Selasa, 08 Mei 2012

Chen Belum Tahu Kapan Bisa Terbang ke AS

BEIJING – Aktivis China Chen Guangcheng tidak tahu kapan dia akan diizinkan meninggalkan negaranya,meskipun telah mendapatkan tawaran beasiswa dari New York University (NYU) di Amerika Serikat (AS).

Chen menyatakan para pejabat AS masih dilarang masuk rumah sakit tempat aktivis tunanetra itu berada.Dia telah meminta pejabat China untuk membantu,tapi mereka belum juga memberikan dokumen pembuatan paspor pada Chen. Padahal pada Minggu (6/5) lalu, Wakil Presiden AS Joe Biden menjelaskan bahwa visa untuk Chen akan dikeluarkan segera setelah aktivis itu mengajukan aplikasi.

“Pejabat China berjanji mereka akan membantu saya mengurus paspor, tapi saya tidak mendapat waktu yang pasti. Saya belum juga mengisi formulir paspor.Saya harap mereka dapat membantu saya mengurusnya karena saya tidur di kasur dan tidak dapat melakukannya sendiri,” tutur Chen, dikutip BBC. Chen menyatakan telah bicara dengan para pejabat AS. “Saya telah bicara pada orang dari Kedubes AS dua hari lalu.

Kemarin (6/5), duta besar datang untuk mengunjungi saya lagi, tapi Kementerian Luar Negeri China tidak mengizinkannya masuk,”katanya. Pada Minggu (6/5), Biden mengatakan bahwa AS berharap China akan melaksanakan komitmen bahwa Chen bisa belajar di AS. Dia telah mendapat tawaran beasiswa dari NYU.

Chen melarikan diri dari tahanan rumah bulan lalu,dan berlindung di Kedubes AS di Beijing.Dia meninggalkan Kedubes AS pada Rabu (2/5) setelah mendapat jaminan keamanannya. Dia kemudian menyatakan kekhawatirannya terhadap berbagai ancaman terhadap keluarganya.Dia pun memutuskan meninggalkan China. Aktivis tunanetra itu selama ini aktif melawan tindakan paksa aparat untuk melakukan aborsi dan sterilisasi terhadap wanita, dengan dalih kebijakan satu anak pemerintah China.

Kasus Chen ini membayangi perundingan tingkat tinggi antara AS dan China. Pemerintah Beijing pekan lalu menyatakan jika Chen ingin belajar ke luar negeri, dia dapat mengajukan proses sesuai prosedur dengan sejumlah departemen yang ada melalui jalur normal sesuai hukum. Kebijakan itu dianggap sebagai solusi untuk mengatasi krisis diplomatik antara Beijing dan Washington.

Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton saat berada di Beijing mengatakan bahwa dia mendukung pernyataan pemerintah China.“Kemajuan telah dibuat untuk membantunya memiliki masa depan yang dia inginkan,”tuturnya di Beijing. China mendesak AS untuk meminta maaf karena telah melindungi Chen di Kedubes AS di Beijing.

Desakan itu diulangi lagi dalam komentar yang dipublikasikan China Daily kemarin. Beijing menuduh AS melanggar undangundang China dan hukum internasional, serta mencampuri masalah dalam negeri China. Pemerintah China kemarin menegaskan,AS harus melakukan berbagai langkah yang diperlukan untuk mencegah terulangnya insiden Chen.

“Pihak AS harus mengambil pelajaran dari insiden terkait dengan sikap bertanggung jawab, mencerminkan kebijakannya dan melakukan langkah-langkah untuk mencegah insiden serupa,” papar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Hong Lei. syarifudin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar