DAMASKUS– Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) kemarin
mengecam dua serangan bom di Damaskus yang menewaskan 55 orang dan
melukai 400 orang.
DK PBB mendesak semua pihak
melaksanakan rencana damai yang dimediasi Utusan Liga Arab dan PBB Kofi
Annan. Pemerintah Suriah dan oposisi saling menyalahkan sebagai pelaku
penyerangan bom bunuh diri pada Kamis (10/5) tersebut. Ledakan bom
terjadi saat jam sibuk pagi hari.Tayangan televisi menunjukkan situasi
setelah dua ledakan terjadi di Qazzaz, Damaskus.
Pemerintah
Suriah menuduh pemberontak yang hendak menggulingkan Presiden Bashar al-
Assad sebagai pelakunya. Televisi menayangkan jasad seorang wanita yang
tangannya memegang kemudi mobil. Gelangnya masih melekat di tangan yang
sehitam arang. Jasad-jasad lainnya tergeletak di jalanan di tengah
puing gedung dan mobil-mobil yang hancur. Rusia dan China yang merupakan
aliansi rezim Suriah, bersama DK PBB, mengecam serangan bom tersebut.
“15
anggota DK PBB mengecam keras serangan teroris di ibu kota Suriah. DK
PBB menyeru semua pihak segera melaksanakan enam poin rencana damai
Annan untuk meredam semua kekerasan bersenjata, papar pernyataan DK PBB
dikutip AFP. Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon menegaskan lagi desakan
itu agar semua pihak menghentikan kekerasan.
“Semua pihak harus
menjauhkan diri dari aksi-aksi pengeboman dan aksi teroris
lainnya,”papar juru bicara Ban, Martin Nesirky. Ledakan terjadi di jalan
utama di selatan Damaskus. Bagian depan kompleks gedung keamanan
sembilan lantai mengalami kerusakan parah. Sedangkan, gedung-gedung
pemukiman di dekatnya roboh. “Ini kebebasan yang Anda inginkan? Pelajar
sekolah dan pekerja yang berangkat ke kantor tewas,” teriak seorang pria
di tengah puing gedung.
Kementerian Dalam Negeri Suriah
menyatakan pelaku bom bunuh diri menggunakan bahan peledak sebanyak satu
ton. Ledakan itu menewaskan sedikitnya 55 orang dan melukai 372 orang
lainnya.Tim penyelamat telah memasukkan sejumlah bagian tubuh ke dalam
15 kantung. Selain korban jiwa, ledakan menghancurkan sekitar 200 mobil.
“Kejahatan ini menunjukkan bahwa Suriah menjadi target serangan
teroris yang dilancarkan organisasi bersenjata dan didanai berbagai
pihak yang mengklaim dukungan mereka terhadap penjahat teroris,” ungkap
Kementerian Luar Negeri Suriah, dikutip kantor berita SANA. Namun,
oposisi Dewan Nasional Suriah (SNC) menuduh rezim Assad sebagai dalang
pengeboman tersebut untuk merusak misi pemantau PBB dan meyakinkan
komunitas internasional bahwa rezim memerangi teroris.
SNC
menuduh rezim meletakkan sejumlah jasad manusia yang sudah tewas
sebelumnya di lokasi pengeboman dan mengklaim mereka tewas akibat
ledakan bom. Pengawas Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) menyatakan,
serangan bom ini menargetkan satu kantor intelijen dan personel
keamanan. SOHR yang berbasis di Inggris itu menjelaskan, lebih dari
12.000 orang yang sebagian besar warga sipil, tewas di Suriah sejak
revolusi bangkit pada Maret tahun lalu.
Serangan di Damaskus
terjadi sehari setelah pemantau PBB selama dari bom yang meledak saat
mereka mengunjungi Kota Daraa.Sepuluh tentara Suriah yang mengawal
mereka mengalami luka-luka. Utusan Suriah di PBB Bashar Jaafari
menyatakan, ledakan di Kota Aleppo, Damaskus, menewaskan beberapa warga
sipil dan mengakibatkan kerusakan besar properti pribadi.
Selain
itu, dia menyatakan keterlibatan warga negara asing dalam kekerasan di
Suriah. Menurut Jaafari,warga negara Inggris, Prancis, dan Belgia
merupakan bagian pejuang asing yang tewas dalam konflik di negara
itu.Utusan Suriah itu juga menyatakan ada keterlibatan Al Qaeda dalam
berbagai kekerasan.
“Sebanyak 12 pejuang asing tewas dan 26
ditahan dalam pertempuran terbaru dengan pasukan Suriah. Mereka termasuk
seorang warga Prancis, seorang warga Inggris, dan seorang warga Belgia.
Daftar 26 warga asing yang ditahan itu telah dikirimkan ke Ban dan DK
PBB,”tuturnya, dikutip AFP. ●syarifudin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar