ATHENA – Presiden Yunani Carolos Papoulias kemarin bertemu para ketua 
partai untuk mendorong terbentuknya koalisi darurat.
Yunani saat ini memasuki masa 
genting karena jika koalisi pemerintahan tidak terbentuk, pemilu harus 
kembali digelar. Koalisi sulit terbentuk karena berbagai partai memiliki
 sikap yang berbeda-beda terhadap kebijakan penghematan sebagai syarat 
bailout internasional. Saat ini sudah ada tiga kali upaya pembentukan 
koalisi pemerintahan oleh tiga partai dengan perolehan suara 
terbesar.Namun,semua upaya itu gagal. “Presiden Carolos Papoulias akan 
memanggil pemimpin partai untuk membentuk sebuah pemerintahan yang akan 
mendapat dukungan badan parlementer yang terbentuk dari pemilu 6 Mei,” 
papar pernyataan kantor kepresidenan, dikutip AFP. 
Kebuntuan 
politik harus diselesaikan pada Kamis (17/5), saat sidang parlemen, atau
 pemilu baru akan digelar pada Juni. Para pemimpin partai 
konservatif,kiri radikal,dan sosialis yang memperoleh suara terbesar 
dalam Pemilu 6 Mei telah gagal membentuk koalisi. Papoulias berharap 
dapat meyakinkan mereka tentang perlunya mendahulukan kepentingan 
nasional dengan bekerja sama dalam pemerintahan bersatu. “Presiden 
Yunani kemudian bertemu secara terpisah dengan para pemimpin partai yang
 lebih kecil yang wakilnya masuk ke parlemen, termasuk partai neo-Nazi 
Golden Dawn,” ungkap kantor kepresidenan. 
“Berbagai masalah itu 
lebih sulit,” kata Papoulias kepada pemimpin sosialis Evangelos 
Venizelos.Papoulias menekankan bahwa Yunani perlu hadir dalam pertemuan 
para menteri keuangan Uni Eropa hari ini,pertemuan NATO pada Kamis 
(17/5),dan konferensi tingkat tinggi Uni Eropa pada Jumat (18/5). 
Venizelos mengatakan kepada Papoulias bahwa tiga partai,New 
Democracy,Pasok, dan Democratic Left, yang memiliki 168 kursi di 
parlemen yang memiliki total 300 kursi, dapat membentuk pemerintahan 
sementara selama dua tahun sehingga Yunani tetap masuk zona euro.
“Tujuannya
 juga secara drastis memperbaiki kesepakatan pinjaman miliaran euro 
dengan Uni Eropa dan Dana Moneter Internasional (IMF),” tutur Venizelos.
 Namun,Democratic Left sebelumnya menyatakan partainya akan bergabung 
pada pemerintahan yang hanya terbentuk dengan Pasok dan New Democracy, 
tanpa melibatkan Syriza.Partai sayap kiri radikal Syriza menentang 
bailout UEIMF untuk Yunani sebesar 240 miliar euro. Syriza menegaskan 
tidak akan mengubah sikapnya.
“Ini upaya untuk melanjutkan 
politik bailout,” ujar pernyataan mereka. Dua jajak pendapat terbaru 
menunjukkan Syriza dapat muncul sebagai pemenang jika pemilu baru 
digelar bulan depan. syarifudin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar