BEIJING – China dan Rusia kemarin menegaskan kembali penolakannya
terhadap intervensi militer asing di Suriah. Negara-negara Barat dan
Arab terus mendorong dilakukannya intervensi militer ke Suriah setelah
pembunuhan terhadap 108 warga sipil, termasuk anak-anak.
Desakan untuk melakukan
intervensi asing itu tampaknya akan dibahas dalam pertemuan Dewan
Keamanan Perserikatan Bangsa- Bangsa (DK PBB) pada Jumat (1/6)
mendatang. “China menentang intervensi militer dan tidak mendukung
pemaksaan perubahan rezim. Jalur fundamental untuk menyelesaikan krisis
itu ialah semua pihak mendukung upaya mediasi oleh Kofi Annan,” papar
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) China Liu Weimin,dikutip
Reuters.
Liu tidak mengatakan apakah China hendak mengusir para
diplomat Suriah. Saat ini negara-negara Barat telah mengusir para
diplomat Suriah untuk memprotes tewasnya warga sipil di Suriah. “Saya
tidak mendengar itu memiliki dampak apa pun terhadap Kedutaan Besar
Suriah di China. Kami telah menjelaskan posisi kami dalam insiden itu.
China yakin harus dilakukan penyelidikan dan para pembunuh harus
diadili,”tuturnya.
Beijing berulang kali menyuarakan
kekhawatiran bahwa intervensi internasional di Suriah akan memperburuk
kekerasan atau membuka jalan bagi perubahan rezim yang dipimpin Barat.
Tabloid Global Times menulis dalam tajuknya kemarin bahwa merupakan
pendapat yang salah, jika menganggap menggulingkan Assad akan mengakhiri
krisis di Suriah.
“Setengah populasi Suriah tetap setia pada
Assad dan menghapus dukungan ini akan menjadi luka besar bagi rakyat
Suriah,” tulisnya.“Barat tidak bisa mengharapkan kerja sama China dan
Rusia jika terus bersikeras mendiktekan nilai-nilai dan standarnya
sendiri pada dunia dengan cara apa pun.Hal itu justru akan membuat China
dan Rusia menentangnya.”
Presiden Suriah Bashar al- Assad
mengecam pelaku pembunuhan itu adalah kelompok teroris bersenjata.
Namun, Barat dan Arab menuduh pasukan Assad sebagai pihak yang
bertanggung jawab atas pembunuhan terburuk dalam 14 bulan pemberontakan
melawan rezim Assad tersebut. China dan Rusia telah dua kali
mengeluarkan veto untuk menggagalkan resolusi DK PBB yang menyerukan
aksi keras terhadap Suriah.
Beijing dan Rusia lebih mendukung
langkah mediasi damai yang dilakukan Utusan Liga Arab dan PBB Kofi
Annan. Rusia menentang intervensi militer asing di Suriah.Menteri Luar
Negeri (Menlu) Rusia Gennady Gatilov menganggap terlalu dini bagi DK PBB
untuk mempertimbangkan langkahlangkah baru terhadap Suriah.
syarifudin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar