TEHERAN- Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad
menuduh Barat menciptakan HIV untuk melemahkan negara-negara di dunia ketiga
dan menciptakan pasar bagi produk farmasi Barat.
Menurut Ahmadinejad, negara-negara Afrika dibohongi
bahwa perilaku amoral sebagai penyebab epidemi AIDS/HIV. “Saat ini ada
pertanyaan besar mengapa sangat banyak virus mematikan, termasuk virus HIV,
telah menyebar ke penjuru dunia. Banyak juga pakar mengatakan bahwa penyebaran
itu sebagai akibat tindakan asusila dan amoral, tapi kita melihat penyakit ini
menyebar di berbagai tempat di mana tindakan amoral tidak terjadi,” tuturnya,
dikutip laman Telegraph. “Lantas bagaimana beberapa negara Afrika menemukan virus
tersebut?”
“Jelas bahwa negara-negara Afrika harus
dirampas sumber daya alam dan kekayaannya. Kekuatan utama dan para pemimpin
lalim berada di balik pengembangan penyakit-penyakit ini sehingga mereka dapat
menjual obat-obat dan peralatan medis mereka pada negara-negara miskin,” ungkap
Ahmadinejad.
Menteri Kesehatan Iran Fatemeh Vahid Dastjerdi
juga mengatakan bahwa pendapatan Iran dari produksi minyaknya hanya lima persen
dari total penjualannya. Sedangkan berbagai perusahaan farmasi mendapatkan
keuntungan 20% untuk setiap obat yang mereka jual.
Presiden Ahmadinejad sebelumnya menyatakan, Israel
harus dihapus dari peta. Dia juga menegaskan, serangan 11 September di Amerika
Serikat (AS) direncanakan dari dalam.
Pernyataan Ahmadinejad itu muncul saat
ketegangan antara Iran dan negara-negara Barat meningkat. Menteri Luar Negeri
(menlu) Iran Ali Akbar Salehi kemarin memperingatkan negara-negara Arab agar
tidak menempatkan diri dalam posisi berbahaya dengan beraliansi terlalu dekat
dengan AS, terkait ketegangan menyangkut program nuklir Teheran.
Iran telah mengancam menutup Selat Hormuz jika
sanksi Barat melumpuhkan sektor minyak Teheran. AS saat ini sudah menerapkan
larangan bagi berbagai institusi keuangan asing untuk bertransaksi dengan bank
sentral Iran. Kebijakan ini secara tidak langsung mempengaruhi sektor eksport
minyak Iran yang transaksinya melalui bank sentral.
Apalagi Arab Saudi menyatakan secara terbuka
dapat meningkatkan produksi minyaknya jika konsumen menginginkan. Langkah itu jika
eksport minyak Teheran diembargo Barat.
“Kami ingin perdamaian dan ketenangan di
kawasan. Tapi beberapa negara di kawasan kami, mereka ingin melibatkan
negara-negara lain yang 12.000 mil jauhnya dari kawasan ini,” tegas Menlu Iran Salehi
saat mengunjungi Turki.
Pernyataan itu tampaknya terkait dengan
aliansi negara-negara Arab dengan AS yang mempertahankan militernya di Teluk.
Washington menegaskan mereka akan menjaga Selat Hormuz tetap terbuka bagi lalu
lintas minyak dunia. “Saya menyeru semua negara di kawasan, tolong jangan
tempatkan diri Anda sendiri dalam posisi berbahaya,” tegas Salehi pada NTV.
Salehi menegaskan, AS harus menjelaskan bahwa
Washington terbuka untuk negosiasi dengan Iran tanpa syarat. Dia merujuk pada
surat yang diterima Iran dari Presiden AS Barack Obama tentang situasi di Selat
Hormuz yang isinya tidak dipublikasikan. “Obama mengirim surat pada pejabat
Iran, tapi AS harus menjelaskan pihaknya memiliki niat baik dan harus
menunjukkan mereka siap untuk perundingan tanpa syarat,” katanya.
“Secara terbuka mereka menunjukkan
kekuatannya, tapi di balik itu mereka meminta kami untuk duduk dan bicara. AS
harus menerapkan strategi tepat dan jujur sehingga kami dapat melihat bahwa
Amerika saat ini serius dan siap,” ungkap Salehi. (syarifudin)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar