Keputusan UE itu tampaknya bakal direspons keras Iran, yang mengancam menutup Selat Hormuz jika Barat menerapkan sanksi terhadap sektor minyak Teheran.”Ada kesepakatan politik dalam embargo minyak Iran,” ujar seorang diplomat Eropa secara anonim, setelah perundingan antara delegasi 27 negara anggota UE di Brussels,dikutip AFP.
Para diplomat menjelaskan,” Ada kesepakatan setelah beberapa pekan perundingan alot untuk segera melarang impor minyak mentah Iran dan secara bertahap menghentikan kontrak-kontrak yang ada antara sekarang dan 1 Juli.” Inggris, Prancis, dan Jerman ingin memberlakukan embargo total terhadap minyak Iran dalam tiga bulan mendatang. Namun, UE juga harus mempertimbangkan krisis ekonomi yang melanda kawasan euro tersebut.
”Tapi untuk melindungi ekonomi Eropa yang masih menghadapi dua tahun krisis utang, mereka sepakat menunda pelaksanaan penuh embargo minyak hingga 1 Juli,”papar seorang diplomat UE,dikutip Reuters. Para menteri luar negeri (menlu) UE dalam pertemuan itu menyepakati langkah-langkah tegas terhadap Teheran. ”Iran terus mengabaikan berbagai resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan melakukan pengayaan uranium hingga 20%, yang tidak ada penjelasan untuk tujuan sipil,” papar Menlu Inggris William Hague dalam pertemuan itu.
”Sah bagi kami untuk meningkatkan tekanan terhadap Iran agar melakukan negosiasi dengan komunitas internasional.” Kepala Kebijakan Luar Negeri UE Catherine Ashton berharap berbagai sanksi keuangan akan menekan Iran kembali ke meja perundingan dengan kekuatan Barat.”Saya ingin tekanan berbagai sanksi ini menghasilkan negosiasi. Saya ingin melihat Iran kembali ke meja perundingan,”tuturnya.
Kebergantungan Yunani terhadap minyak Iran membuat negara itu harus membuat berbagai kebijakan baru jika embargo minyak Teheran diterapkan. Iran memasok lebih dari sepertiga total kebutuhan minyak Yunani. Apalagi, saat ini Yunani menjadi salah satu negara UE yang terkena dampak terburuk krisis euro. Yunani meminta periode transisi hingga satu tahun atau lebih untuk dapat menerapkan sepenuhnya embargo minyak Iran.Yunani juga melakukan perundingan intensif selama beberapa pekan untuk mencari sumber alternatif bagi minyak Iran.
Teheran menjual sebanyak 20% minyak mentahnya pada negara-negara UE, dengan Yunani, Spanyol, dan Italia sebagai pembeli terbesar.UE mengimpor sebanyak 600.000 barel minyak Iran per hari dalam 10 bulan pertama tahun lalu. UE merupakan pasar utama minyak Iran, selain India dan China. UE saat ini berharap Arab Saudi dan Libya dapat segera meningkatkan produksi minyak untuk memenuhi kebutuhan Blok Eropa saat penerapan embargo minyak Iran. Salah satu yang dibahas dalam pertemuan UE itu ialah permintaan dari Italia untuk mengizinkan berbagai perusahaan Iran terus membayar utang dengan minyak mentah, daripada uang tunai.
Langkah ini diharapkan akan mengurangi minyak mentah Iran yang dapat dijual di pasar. Dalam sejumlah langkah tegas untuk mengurangi kemampuan Iran mendanai program nuklirnya, para menlu UE menyiapkan sanksi baru yang menargetkan bank sentral, emas, dan minyak Iran.UE diperkirakan melarang penjualan emas, berlian,danbahanbakubesibaja untuk Iran, atau mengirimkan pencetakanuangkoindankertas yang baru.UE telah membekukan aset 433 perusahaan dan 113 individu, serta membatasi perdagangan serta investasi dalam industri minyak dan gas.
Berbagai langkah itu dilakukan di tengah kekhawatiran bahwa Teheran sedang membangun persenjataan nuklir.Tuduhan ini disangkal berkalikali oleh Iran. Pentagon mengumumkan bahwa kapal induk Amerika Serikat (AS), USS Abraham Lincoln, melintasi Selat Hormuz pada Minggu (22/1) dan sekarang sudah berada di Teluk. Lincoln didampingi armada kapal perang. Ini pertama kalinya kapal induk AS memasuki Teluk sejak Desember silam. Kehadiran Lincoln itu merupakan rotasi rutin untuk menggantikan kapal induk USS John C Stennis yang meninggalkan Teluk.
Saat Stennis meninggalkan Teluk, panglima militer Iran Ataollah Salehi mengancam akan bertindak tegas jika kapal induk itu kembali ke Teluk. ”Saya rekomendasikan dan tekankan agar kapal induk AS tidak kembali ke Teluk Persia. Kami tidak ingin memperingatkan lebih dari sekali,”tegasnya. Deputi Komandan Korps Garda Revolusi Iran Hossein Salami menjelaskan kepada kantor berita IRNA, bahwa kembalinya kapal perang AS ke Teluk merupakan aktivitas rutin dan tidak menunjukkan peningkatan kehadiran tetap di kawasan tersebut.
”Kapal perang dan pasukan militer AS telah berada di Teluk Persia dan kawasan Timur Tengah selama bertahun-tahun, dan keputusan mereka terkait penyerahan kapal perang baru itu bukan isu baru dan itu harus diartikan sebagai bagian dari kehadiran tetap mereka,” kata Salami, dikutip Reuters. syarifudin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar