Cari di Sini
Kamis, 12 Januari 2012
Pemantau Liga Arab di Suriah Mundur
BEIRUT – Pemantau Liga Arab di Suriah,Anwar Malek, yang mundur dari tugasnya kemarin menuding tim pemantau tidak bertindak secara independen.
Dia juga mengaku tidak dapat mencegah berbagai kejadian mengerikan yang disaksikannya. “Saya mundur karena saya mendapati diri saya melayani rezim Suriah,” kata Anwar pada televisi Al Jazeera,dengan masih menggunakan rompi oranye yang dipakai pemantau Liga Arab. “Bagaimana saya melayani rezim itu? Saya memberi rezim itu peluang lebih besar untuk melanjutkan pembunuhan dan saya tidak dapat mencegahnya.
” Saat ini misi pemantau Liga Arab menugaskan 165 orang sejak 26 Desember.Tugas mereka untuk memverifikasi apakah Suriah melaksanakan kesepakatan untuk menghentikan kekerasan terhadap demonstran antirezim Presiden Bashar al- Assad. Ketika ditanya mengapa dia mundur? Anwar menjawab, “Yang paling penting ialah menciptakan perasaan kemanusiaan. Saya telah menghabiskan lebih dari 15 hari di Homs. Saya menyaksikan kengerian, jasad terbakar.
Saya tidak dapat mengesampingkan kemanusiaan saya atas situasi ini.” Anwar mengkritik pe-mimpin misi Liga Arab Jenderal Mohammed al-Dabi yang mendapat kecaman berbagai kelompok hak asasi manusia (HAM) terkait perannya dalam konflik di Darfur. “Pemimpin misi ingin berada di tengah untuk tidak membuat marah otoritas Suriah atau pihak lain,” katanya, dikutip Reuters. Sementara itu, Presiden Suriah Bashar al-Assad kemarin kembali berpidato di depan ribuan pendukungnya. Assad didampingi istrinya,Asma,dan dua anaknya berada di Lapangan Umayyad,pusat Damaskus.
“Saya bagian jalan ini. Kita akan membuat tahap ini berakhir untuk mereka dan rencana mereka. Kita akan menang tanpa keraguan sedikit pun,” ucap Assad,dikutip Reuters. Pada Selasa (10/1), Assad menawarkan referendum untuk konstitusi baru pada Maret dan sistem pemilu parlemen multipartai. Saat ini konstitusi menyatakan Partai Baath yang berkuasa sebagai pemimpin negara dan masyarakat.
Assad tidak menunjukkan tanda-tanda ingin menyerahkan kekuasaan yang diperolehnya setelah kematian ayahnya pada 2000. “Saya bukan seseorang yang meninggalkan tanggung jawab,”katanya. syarifudin
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar