AMMAN – Pasukan Suriah kemarin berhasil merebut lagi daerah pinggiran
Damaskus yang dikuasai pemberontak, setelah dua hari pertempuran sengit.
Daerah-daerah pinggiran yang
direbut itu kurang dari 8 kilometer dari pusat kekuasaan Presiden Suriah
Bashar al- Assad. ”Angkatan Bersenjata SuriahBebas( FSA)
melakukantaktik mundur.Pasukan rezim telah menduduki lagi kawasan
pinggiran dan mulai melakukan penahanandarirumahke rumah,”
paparKamal,aktivisdidaerahal- Ghouta yang dihubungi melalui telepon oleh
Reuters. Juru bicara tentara pembelot FSA membenarkan informasi
tersebut. ”Tank-tank telah masuk, tapi mereka tidak tahu di mana FSA
berada.Kami masih beroperasi dekat Damaskus,” ujar Maher al-Naimi pada
Reuters melalui telepon dari Turki.
Aktivis menjelaskan, tentara
rezim memasuki daerah pinggiran saat fajar, dengan mengerahkan
sedikitnya 50 tank dan kendaraan bersenjata lainnya.Sedikitnya 19 warga
sipil dan pemberontak tewas dalam serangan awal. Daerah pinggiran
Damaskus beberapa kali menjadi lokasi unjuk rasa antirezim Assad dan
menjadi target operasi militer dalam 10 bulan pemberontakan.” Ini perang
kota.Terdapat banyak jasad di jalanan,” kata seorang aktivis dari
daerah Kfar Batna. Penduduk pusat Damaskus menyatakan melihat tentara
dan polisi dikerahkan di sekitar lapangan utama.
Meningkatkan
kekerasan itu mengakibatkan Liga Arab menghentikan misi pemantau di
Suriah pada pekan lalu. Liga Arab mendesak Assad mundur dan menyerahkan
kekuasaan pada wakil presiden untuk membentuk pemerintahan nasional
bersatu. Desakan itu ditolak oleh rezim Assad. Sementara,Ketua Liga Arab
Nabil Elaraby kemarin menuju New York untuk memberi penjelasan pada
Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) agar mendukung
rencana blok regional tersebut. Elaraby akan didampingi Perdana Menteri
(PM) Qatar Sheikh Hamad bin Jassim al- Thani yang memimpin komite Liga
Arab untuk pengawasan Suriah.
Elarabymenyatakan,dia berharap
dapat mengatasi penolakan China dan Rusia untuk mendukung rencana Liga
Arab. Pejabat Suriah menyatakan, keputusan Liga Arab untuk menghentikan
misi pemantau akan meningkatkan tekanan di DK PBB agar ada intervensi
asing dan mendorong kelompok- kelompok bersenjata meningkatkan
kekerasan. Assad menyatakan, kekerasan di Suriah dilakukan militan yang
mendapat dukungan asing.Pengawas Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR)
melaporkan, 41 warga sipil tewas di penjuru Suriah pada Minggu (29/1),
termasuk 14 orang di Provinsi Homs dan 12 orang di kota Hama.
Sebanyak
31 tentara dan aparat keamanan juga tewas, sebagian besar karena dua
serangan oleh tentara desersi di Provinsi Idlib. Kantor berita SANA
melaporkan, pemakaman militer untuk 28 tentara dan polisi dilakukan pada
Sabtu (28/1) dan 23 aparat keamanan lainnya pada Minggu (29/1). Rezim
Suriah menyatakan, lebih dari 2.000 aparat keamanan tewas saat
menghadapi berbagai kelompok bersenjata. syarifudin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar