Cari di Sini
Selasa, 10 Januari 2012
Ahmadinejad Bertemu Chavez
CARACAS – Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad bertemu Presiden Venezuela Hugo Chavez kemarin. Kunjungan itu dilakukan di tengah ancaman sanksi terhadap Teheran.
Pertemuan itu bagian dari lima hari lawatan Presiden Iran untuk menguatkan hubungan Teheran dengan para pemimpin Amerika Latin. Ahmadinejad dan beberapa anggota kabinetnya disambut dengan penghormatan militer oleh Wakil Presiden Venezuela Elias Jaua di bandara Caracas pada Minggu (8/1). Menurut Chavez, dia dan Ahmadinejad meninjau ulang berbagai kesepakatan kerja sama. “Kami bukan ancaman bagi siapa pun. Kami memiliki hak kedaulatan,” kata Chavez dalam program televisi dan radio setiap Minggu (8/1),dikutip AFP.
Chavez secara tersirat menyindir Amerika Serikat (AS) yang menjadi musuh Iran dan Venezuela. Setelah bertemu Chavez, Ahmadinejad akan menuju Nikaragua untuk menghadiri pelantikan atas terpilihnya lagi pemimpin Daniel Ortega. Lawatan Ahmadinejad akan diakhiri di Kuba dan Ekuador. Keempat negara Amerika Latin itu memiliki hubungan yang buruk dengan AS.Para pemimpinVenezuela, Nikaragua, Kuba, dan Ekuador dalam empat tahun terakhir selalu dikunjungi pemimpin Iran untuk menguatkan hubungan diplomatik dan bisnis. Sebelum meninggalkan Iran,Ahmadinejad mengatakan bahwa empat negara yang dia kunjungi memiliki sikap melawan tekanan AS dan memiliki pandangan antikolonialis.
“Amerika Latin merupakan sebuah kawasan di mana rezim penekan (AS) dianggap sebagai halaman belakang sehingga AS dapat memperlakukan seenaknya. Tapi,saat ini orang-orang telah bangkit dan bertindak independen,” ujarnya,dikutip AFP. “Chavez adalah seorang pahlawan dalam perjuangan melawan tekanan. Ortega memimpin sebuah revolusi yang sama seperti revolusi Iran.Pemerintahan Ekuador secara revolusioner melawan dominasi rezim (AS).Saya berencana menandatangani kesepakatan dengan keempat negara itu,”ungkap Ahmadinejad.
Pejabat Ekuador menyatakan, Ahmadinejad akan mengunjungi Quito pada Kamis (12/1). AS pada Jumat (6/1) mendesak negara-negara Amerika Latin tidak memperkuat hubungan dengan Iran. “Saat rezim merasakan peningkatan tekanan, mereka membutuhkan teman-teman dan berkeliling di tempat-tempat menarik untuk mencari teman-teman baru,”papar juru bicara Departemen Luar Negeri (Deplu) AS Victoria Nuland. Chavezmengejekpernyataan AS tersebut.
“Washington mengatakan tidak ada negara yang boleh dekat dengan Iran.Ini benar- benar menggelikan.Ahmadinejad akan mendapatkan penghormatan besar,”ungkapnya. Carlos Romero, dosen hubungan internasional di Central University of Venezuela,menjelaskan,“ Ahmadinejad berupaya mencari oksigen di Amerika Latin, saat hubungan dengan negara-negara lain berkurang.” Sementara itu, Menteri Pertahanan AS Leon Panetta memperingatkan,Washington akan merespons jika Iran berupaya menutup Selat Hormuz, pintu masuk ke Teluk.
“Kami dengan sangat jelas mengatakan bahwa AS tidak akan menoleransi penutupan Selat Hormuz. Itu garis merah bagi kami dan kami akan merespons aksi itu,”ucapnya. Sementara itu, Pengadilan Iran memvonis hukuman mati Amir Mirza Hekmati,terdakwa mata-mata Agen Intelijen AS (CIA). Hekmati merupakan pria keturunan Iran-Amerika. Vonis ini akan makin memperburuk hubungan Teheran dan Washington.
“Amir Mirza Hekmati divonis mati karena bekerjasama dengan negara musuh, Amerika, dan menjadi mata-mata untuk CIA ,” papar juru bicara pengadilan Iran Gholamhossein Mohseni-Ejei, dikutip kantor berita ISNA.“Pengadilan menemukan dia bersalah. Hekmati dapat mengajukan banding ke Mahkamah Agung (MA).” syarifudin
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar