Cari di Sini
Jumat, 13 Januari 2012
Konflik Suriah: Dunia Desak Damaskus Lindungi Wartawan
DAMASKUS – Kekuatan dunia kemarin mendesak rezim Suriah melindungi para wartawan setelah kematian reporter Prancis,Gilles Jacquier,43,akibat serangan roket.
Jacquier merupakan wartawan Barat pertama yang tewas di Suriah sejak unjuk rasa antirezim Maret silam.Wartawan yang bekerja untuk televisi France 2 itu tewas saat ledakan roket pada Rabu (11/1), saat 15 wartawan sedang meliput unjuk rasa yang digalang pemerintah Suriah. Beberapa orang juga terluka, termasuk seorang wartawan asal Belgia yang terluka bagian mata dan seorang fotografer Belanda yang sudah keluar dari rumah sakit.“Para aktivis propemerintah juga terluka.
Saat saya tiarap, saya melihat Gilles Jacquier tergeletak di genangan darah. Sebuah am-bulans datang dan saya masuk ke dalam. Di rumah sakit semuanya kacau dan histeris karena semakin banyak orang yang terluka datang setiap lima menit,” papar fotografer AFP yang menjadi saksi mata. Oposisi mengecam otoritas Suriah atas kejadian tersebut. Sejumlah negara juga meminta Suriah menyelidiki kejadian tersebut. “Prancis berharap otoritas Suriah menyelidiki kejadian ini dan menangkap pelakunya,” papar pernyataan Presiden Prancis Nicolas Sarkozy,dikutip AFP.
Menteri Luar Negeri (Menlu) Inggris William Hague mengecam serangan itu.Adapun Kepala Urusan Luar Negeri Uni Eropa Catherine Ashton menggelar konferensi pers bersama Reporters Without Borders (RSF) untuk mendesak penyelidikan segera. Sementara itu, ratusan aktivis asing dan Suriah hendak masuk ke negara itu dari Turki dan Yordania untuk memberikan bantuan kemanusiaan.
“Tujuan kami ialah memberikan bantuan kemanusiaan kepada para keluarga di daerah konflik yang menderita akibat pengeboman brutal setiap hari dan kondisi hidup yang tidak dapat diterima sepenuhnya,” ungkap pernyataan Freedom Convoy,dikutip AFP. Human Rights Watch menuduh pasukan Suriah mengecoh pemantau Liga Arab.Kekerasan di Suriah dinyatakan terus meningkat meskipun ada pemantau Liga Arab di negara tersebut. Presiden Suriah Bashar al- Assad pada Rabu (11/1) berpidato di Lapangan Omayyad, Damaskus, dan berjanji mengalahkan konspirasi terhadap Suriah.
“Tanpa ragu, kita akan mengalahkan konspirasi yang mendekati akhir dan akan menjadi akhir bagi para konspirator dan rencana mereka,” ungkapnya di hadapan puluhan ribu pendukungnya. “Siapa pun yang ingin bicara harus turun ke jalan untuk mendukung institusi negara dan militer,” papar Assad yang berterima kasih pada para pendukungnya yang hadir. Pada Selasa (10/1), Assad berpidato selama dua jam di televisi. Dia berjanji mengalahkan terorisme dengan kepalan besi.
“Pihak-pihak regional dan internasional yang mencoba mengacaukan Suriah tidak dapat lagi memalsukan berbagai fakta dan kejadian,” paparnya. Menlu Amerika Serikat (AS) Hillary Clinton mengkritik pidato Assad.“Apa yang kita dengar dari Presiden Assad dalam pidato yang sinis dan dingin hanyalah berkilah untuk menyalahkan negara-negara asing,”katanya,dikutip AFP. syarifudin
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar