NEW YORK - Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh kemarin tiba di Amerika
Serikat (AS) untuk menerima perawatan medis akibat luka-luka yang
dideritanya saat upaya pembunuhan terhadapnya.
Dia meninggalkan Yaman, pekan
lalu, setelah mengesahkan undang-undang yang memberinya kekebalan hukum
dari pengadilan. Saleh juga telah mengucapkan pidato perpisahan yang
disiarkan televisi. Saleh menuju AS dari Oman dan Inggris, setelah
mendapat izin dari AS untuk berkunjung. “Presiden Saleh tiba malam ini
di AS untuk kunjungan medis pribadi jangka pendek,”papar juru bicara
Kedutaan Besar (kedubes) Yaman di AS Mohammed Albasha,dikutip AFP.
Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) AS mengonfirmasi kedatangannya.
Pejabat
AS pertama kali mengumumkan pada Desember bahwa Saleh ingin ke Negeri
Paman Sam untuk perawatan luka-lukanya akibat serangan bom. Pemimpin
Yaman berusia 69 tahun itu mengalami luka parah dalam serangan di sebuah
masjid dalam kompleks istana kepresidenan pada 3 Juni silam. Saleh
menghabiskan waktu beberapa bulan untuk perawatan medis di Arab Saudi
dan banyak rakyat Yaman yang yakin kepergiannya itu akan permanen.
Namun, dia kembali ke Yaman dan tetap memegang kekuasaan. Tindakan itu
makin meningkatkan unjuk rasa melawan pemerintahannya.
Saleh
menyerahkan kekuasaan pada wakilnya Abd-Rabbu Mansour Hadi pada
November, dalam kesepakatan yang dimediasi negara-negara Teluk Arab
untuk mengakhiri kekerasan. Namun dia tetap menjadi tokoh utama hingga
pemilu presiden yang digelar 21 Februari untuk memilih penggantinya. AS
mendesak Saleh meninggalkan Yaman hingga pemilu selesai.Namun, Saleh
tampaknya berharap dapat kembali ke negaranya sebelum pemilu. Menurut
pengamat, kunjungan Saleh ke New York sangat sensitif bagi AS.
Pemimpin
Yaman selama ini merupakan aliansi dekat Washington dalam perang
melawan terorisme. Tapi pejabat AS tidak ingin dianggap sebagai
pelindung seorang otokrat.Menurut AS, kunjungan Saleh memiliki tujuan
pribadi dan untuk periode terbatas. Sementara, demonstran di Yaman marah
karena Saleh mendapatkan kekebalan dari tuntutan pengadilan.Pengunjuk
rasa ingin menyeret Saleh ke pengadilan atas berbagai tindakan
pelanggaran, termasuk pembunuhan terhadap demonstran. Namun
undang-undang itu hanya memberi kekebalan terbatas pada pejabat
pemerintahan dan militer yang menjabat bersama Saleh.Mereka tetap dapat
didakwa untuk berbagai tindakan terorisme atau korupsi.
Ratusan
orang tewas dalam satu tahun unjuk rasa menentang 33 tahun kekuasaan
Saleh. Gerakan unjuk rasa di Yaman terinspirasi oleh revolusi yang
berhasil menggulingkan pemimpin Tunisia, Mesir, dan Libya.
Tidaksepertitindakanuntuk menggulingkan rezim Muammar Khadafi, Barat
tidak bersikap terlalu keras terhadap Saleh karena Yaman berbeda dengan
Libya.
Negara-negara Barat dan Teluk Arab khawatir kerusuhan di
Yaman dapat memberi peluang bagi Al Qaeda untuk menguatkan pengaruh di
wilayah- wilayah pinggiran yang tidak terkontrol pemerintah pusat.
syarifudin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar