Cari di Sini

Senin, 06 September 2010

Dari Garasi Pribadi, Guncang Industri Otomotif




Dari sebuah garasi pribadi yang terletak ribuan mil di barat Detroit, seorang warga California, Steve Fambro, bermimpi menjual mobil listrik ciptaannya, Aptera, ke penjuru dunia.

Kini, 4000 orang telah memesan Aptera yang dikembangkan dari garasinya lima tahun silam. Ribuan pembeli itu harus antri untuk mendapatkan kendaraan berbentuk telur dengan tiga roda dan dua tempat duduk itu. Aptera sangat mirip mobil antariksa futuristik dari film kartun 'The Jetsons' di era 1960-an itu.

Mobil yang sekilas lebih seperti pesawat itu merupakan hasil perkawinan antara mobil penumpang dan mobil sport listrik. Dengan seluruh fasilitas digital di dalamnya, Steve membuat mobil ciptaannya itu kian memikat dengan memasang dua pintu yang dapat dibuka dan ditutup ke atas.

“Dengan pesanan pembeli yang telah mencapai 4.000 buah mobil saat ini, kami semakin percaya diri untuk memasarkan Aptera,” ujar Steve bangga.

Perusahaan Steve berencana membuat 10.000 mobil per tahun pada 2009 dan akan ditingkatkan menjadi 100.000 mobil pada 2015. Dengan penambahan produksi tersebut, Steve akan mempekerjakan ribuan karyawan di pabriknya yang berada di utara San Diego.

Untuk mendanai produksi mereka, Steve sangat aktif mencari para investor baru yang akan menanamkan modalnya. Perusahaannya kini telah berhasil menjaring para investor seperti Idealab, sayap perusahaan Google Inc dan Esenjay Petroleum. Dengan investor saat ini, dana yang dibutuhkan sudah lebih dari cukup untuk memenuhi target produksi kuartal keempat tahun ini.

Sayangnya, pemerintah federal Amerika Serikat (AS) menolak berinvestasi ke Aptera karena tidak termasuk dalam program pinjaman lunak dari Departemen Energi AS untuk perusahaan mobil ramah lingkungan.

Dengan bentuk yang memanjang, Aptera memiliki ruang yang cukup longgar untuk kaki pengendara dan penumpang. Menurut Steve, dengan desain aerodinamika, dalam sekali isi baterai, mobil itu dapat menempuh jarak 100 mil. Mobil itu bisa diisi di colokan listrik di setiap rumah atau tempat-tempat publik lainnya.

CEO Aptera Paul Wilbur yakin mobil ciptaan Steve ini akan semakin banyak diminati para pelanggan yang peduli dengan lingkungan. “Kami telah menembus level efisiensi energi sehingga Anda dapat menghemat lebih banyak uang untuk biaya operasionalnya,” tuturnya.

Sejumlah perusahaan otomotif di wilayah West Coast seperti Tesla Motors, Fisker Automotive dan ZAP turut mengakui bahwa mobil itu sangat menarik banyak konsumen. “Mobil itu unik karena tidak seperti mobil-mobil sport yang selama ini ada di pasar otomotif Amerika Serikat (AS). Mobil itu ramah lingkungan dan tidak menghasilkan emisi gas penyebab pemanasan global,” ujar mereka.

Dengan keterpurukan industri otomotif di AS sekarang, kehadiran Aptera merupakan kejutan sekaligus membuat pelaku industri khawatir. General Motors Corp sendiri mengakui bahwa mobil listrik semacam Aptera akan marak di pasar pada era 2010.

Steve menganggap Aptera merupakan bentuk investasi jangka panjang untuk menghemat uang meskipun harganya saat ini masih relatif mahal. Aptera dipatok dengan harga antara 18.000 euro (Rp283 juta) dan 28.000 euro (Rp440 juta), tergantung spesifikasi yang diinginkan pembeli. “Tidak masalah jika harga bensin mencapai USD2 atau USD4 per galon, Anda tetap tidak akan membeli bensin mahal itu jika memiliki mobil kami,” tuturnya.

Steve merupakan wiraswastawan klasik yang lebih senang bekerja di garasinya sendiri. Sebagai seorang ahli listrik melalui sebuah pelatihan, pada 2004 dia mulai berkutat di garasinya untuk mewujudkan mobil listrik impiannya. Tidak jarang dia bekerja lembur, melebihi jam kerja normal untuk segera melihat hasil ciptaannya dapat merayap di aspal.

“Semangat kerja saya merupakan murni kepentingan saya sendiri. Saya saat itu belum berpikir untuk menjual mobil tersebut. Saya hanya ingin membuat sebuah mobil listrik yang dapat saya gunakan untuk berkeliling di California,” tuturnya.

Steve masih ingat betul saat pertama kali menguji coba Aptera di sepanjang jalan Long Beach, California. Saat itu hampir semua mata tak lepas dari mobilnya. Saat mobilnya diparkir, banyak orang bertanya tentang jenis mobil baru ciptaannya.

Lalu pada Januari 2006, terpercik ide untuk menjadikan mobil ciptaannya sebagai ladang penghasil uang. Maka dibuatlah perusahaannya, Aptera, pada saat itu. Mobilnya terus dia sempurnakan dengan mengujinya di jalanan California. “Saya membawa mobil itu keliling kota dan kami memperbaiki apa yang masih kurang,” papar Steve.

Proses penyempurnaan itu, menurut Steve dibagi dua. Pertama, terkait desain mobil itu yang aerodinamis dan bahan baku yang ringan serta murah sehingga harganya tetap terjangkau. Dan terkait aerodinamika pula, mobil dengan tiga roda itu terbukti stabil saat dipacu di atas aspal.

Penyempurnaan kedua, terkait kenyamanan dan keamanan. Untuk kenyamanan, Steve menjamin Aptera tidak memiliki mesin yang berisik. “Selama proses penyempurnaan untuk kenyamanan, ada beberapa perubahan misalnya di bagian desain interior dan ruang penyimpanan barang,” katanya. (syarifudin, sindo 21 februari 2009)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar