Cari di Sini

Senin, 06 September 2010

Meraup Untung dari Geliat Ekonomi China




Pertumbuhan pesat perekonomian China menjadi keuntungan bagi siapa pun, termasuk perusahaan pengiriman lintas negara FedEx Express.

Presiden FedEx Express Asia Pacific David Cunningham pada tahun ini optimis membawa perusahaan itu mengalami peningkatan keuntungan seiring bertambahnya volume perdagangan ekport dan import China.

“Volume pertumbuhan kami sangat terkait dengan pertambahan nilai perdagangan eksport dan import. Sejauh ini pasar mengalami ledakan dan kami menyediakan layanan yang baik pada para konsumen kami. Tentu saja kami akan mendapatkan untung dari perkembangan ini,” kata Cunningham.

Cunningham yakin pasar eksport China akan meningkat pesat pada tahun ini. Eksport China pada Desember 2009 saja telah meningkat 17,7% dari setahun silam. Dari pertumbuhan itulah Cunningham melihat adanya kemajuan dalam layanan perusahaannya.

Tentu saja Cunningham menyadari adanya tantangan dari perusahaan-perusahaan lain, seperti United Parcel Service (UPS.N) dan layanan ekspres Deutsche Post (DPWGn.DE) yang meluaskan pengaruhnya di China. Tapi dia optimis, para konsumen yang telah menikmati layanan FedEx tidak akan banyak terpengaruh oleh pesaing lain karena kualitas layanan yang dimiliki perusahaannya.

Keyakinan dan optimisme Cunningham itu dilandasi oleh strategi penambahan armada baru di FedEx Express Asia Pacific. “Kapal kargo pertama B777 akan mulai beroperasi melayani rute Shanghai-Memphis pada awal bulan ini. Jumah pesawat karbo Boeing (BA.N) yang melayani rute-rute Asia dan Amerika Serikat (AS) juga akan meningkat menjadi empat buah pada April,” tutur Cunningham.

Tidak hanya itu langkah yang diambil Cunningham untuk memajukan FedEx di Asia Pasifik. Dia telah memindahkan pusat layanan FedEx Asia Pasifik ke kota Guangzhou di China bagian selatan. Alasannya sederhana, di kota itu, FedEx mampu melayani 35.000 paket per jam.

Pemindahan itu merupakan strategi Cunningham untuk mengantisipasi langkah pesaingnya, UPS yang sejak Mei 2008 telah merencanakan memindah pusat layanan udara di Filipina ke Shenzhen, dekat Guangzhou, China. Apalagi UPS telah mengoperasikan pusat layanan di Shanghai. Keberadaan UPS yang semakin kuat di China menjadi tantangan tersendiri bagi Cunningham untuk memperkokoh cengkeraman pasar FedEx di Negeri Tirai Bambu.

Perusahaan yang kini dipimpin Cunningham telah memulai ekspansi pasar ke China pada 1984. Sejak awal menjabat, Cunningham sangat sadar bahwa FedEx di China akan menjadi salah satu dari dua pusat layanan FedEx terbesar di dunia. Tentu saja, yang pertama ialah FedEx yang berada di negara kelahirannya, AS.

Kepemimpinan Cunningham di FedEx Asia Pasifik memberikan kontribusi sangat besar bagi kemajuan perusahaan itu. Dia mampu membawa FedEx mencatatkan sejarah dengan meluncurkan website FedEx berbahasa China dan untuk pertama kali, perusahaan itu melayani rute penerbangan langsung dari China selatan ke Amerika Utara, dengan “layanan satu hari berikutnya sampai.”

Layanan yang diluncurkan pada 2003 itu menjadi salah satu andalan FedEx di China. Selain itu, Cunningham juga meluncurkan penerbangan barang langsung ke Eropa dari China.

Pekerjaan Cunningham tidak selesai sampai di situ. Dia berambisi mengintegrasikan layanan global melalui kontrol, strategi, dan teknologi. Cunningham berencana meningkatkan layanan ke 100 lebih kota-kota di China dalam beberapa tahun ke depan. Tentu saja, semua dikoordinasikan Cunningham melalui kantor pusat FedEx di Shanghai.

“China merupakan kue bisnis besar bagi FedEx. Saya telah membuktikan itu selama 18 tahun memimpin di sini,” ujar Cunningham.

Cunningham mengakui, walau saat ini FedEx belum melayani jasa pengiriman antar kota di China, bukan berarti dia tidak tertarik. “Ini sesuatu ide yang sangat menarik karena ukuran dan cakupan pasar yang sangat besar. Dinamisme pasar bergerak sangat cepat. Ukuran pasar kargo domestik terus tumbuh dan diperkirakan akan mengalami perkembangan pesat dalam 20 tahun ke depan,” tuturnya.

Selain fokus di China, Cunningham juga meluncurkan pusat layanan FedEx di Teluk Subic, Filipina, sejak 1995. Menurut Cunningham, kantor yang dipakai FedEx di Filipina itu awalnya merupakan bekas pangkalan militer. “Pangkalan itu telah kosong saat kami berada di sana. Lokasi itu membantu kami memberi pelayanan di Asia karena menghubungkan Filipina dengan Jepang, Singapura, Taiwan, dan Australia,” ujarnya.

“Teluk Subic merupakan pusat sistem dan menjadi jaringan yang digunakan FedEx saat ini. Fasilitas itu merupakan korban dari kesuksesannya sendiri. Tempat itu telah tumbuh sangat cepat, melampaui kapasitasnya. Kini FedEx berupaya agar fasilitas itu terus tumbuh,” tutur Cunningham.

Cunningham berprinsip, untuk sukses di bidang layanan pengiriman barang, Anda harus memiliki lapangan terbang yang tepat, lokasi geografis yang strategis, dan kesepakatan layanan udara dengan semua pihak. (syarifudin, sindo 15 januari 2010)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar