Cari di Sini

Senin, 06 September 2010

Petik Gitar dan Pecahkan Rekor Dunia




Jari-jari tangan kiri Danny Johnson, 14, bergerak lincah dari satu nada ke nada lainnya, di atas gitar. Bersamaan dengan itu, jari tangan kanannya memetik senar-senar gitar yang melengking garang mengiringi lagu "Through the Fire and Flames" dari kelompok heavy-metal DragonForce.

Jangan salah tebak. Bocah remaja itu bukan sedang bermain bersama grup band, tapi sedang mencetak rekor Guinness World Records sebagai pencetak skor tertinggi video game berbasis musik, Guitar Hero III: Legends of Rock.

Penampilan Danny di pusat perbelanjaan Best Buy, New York, pada Rabu (4/2) silam itu berhasil memukau semua orang yang menyaksikan langsung atau melihat melalui jaringan internet. Dia berhasil mencetak rekor baru dengan skor 973.954, memecahkan rekor sebelumnya, 899.703 yang dibuat oleh Chris Chike, 17, di Minnesota pada Agustus 2008 silam.

Lagu pamungkas Through the Fire and Flames yang merupakan lagu paling sulit dalam video game itu pun tuntas dimainkan Danny dengan waktu tujuh menit. Dengan wajah ceria, Danny membeberkan salah satu teknik rahasia yang digunakannya untuk mencetak rekor dunia itu.

“Anda dapat memaksimalkan momen dengan menggunakan sejumlah fungsi dalam Star Power di game ini. Penggunaan fungsi itu akan menambah bonus poin untuk pendeknya waktu yang digunakan dalam satu lagu,” papar Danny.

Dalam pemecahan rekor itu, Danny memainkan 3.722 notasi lagu secara sempurna. Namun permainannya terhenti di notasi lagu ke 3.558 karena tombol warna biru di gitarnya rusak akibat tekanan jari-jarinya. Danny pun mengganti gitarnya dengan gitar cadangan yang memang telah disiapkan untuk meneruskan debut pemecahan rekor itu.

“Saya telah merusak lebih dari 80 alat kontrol Guitar Hero plastik dalam sembilan bulan terakhir karena permainan saya yang terus menerus,” ujar Danny sambil menyunggingkan senyum.

Ayah Danny, Scott Johnson, 45, menimpali dengan melempar lelucon, “Saat Anda harus memencet banyak not dan bermain sedemikian cepat, itu bentuk teror terhadap alat kontrol.”

Ketangkasan Danny memainkan video game itu tampaknya tidak lepas dari kepiawaiannya bermain piano, gitar, drum, saxophone, dan oboe, dalam kehidupan nyatanya. “Keahlian bermain Guitar Hero justru memudahkan saya untuk memainkan lagu sulit dengan gitar sesungguhnya,” katanya ringan.

Kesuksesan remaja itu memecahkan rekor dunia pekan ini juga menjadi ajang promosi bagi Guinness World Records untuk mempromosikan Guinness World Records 2009 Gamer's Edition. Karena itu pula, acara pemecahan rekor itu mendapat dukungan penuh dari Guinness World Records dan promotor acara eMazingGaming.com.

Keberhasilan Danny memecahkan rekor itu bukanlah buah dari pekerjaan sehari dua hari. Remaja itu telah berulangkali mengikuti berbagai kompetisi video game di sejumlah negara bagian.

Hingga pada 17 Mei 2008 silam, remaja kelahiran Grapevine, Texas, itu untuk pertama kali memecahkan Guinness World Record dengan skor tertinggi untuk Guitar Hero III dalam acara Hero 24-Hour Marathon yang digelar Blockbuster. Danny saat itu bermain dengan XBOX 360 dengan skor 890.971, mengalahkan rekor sebelumnya dengan selisih lebih dari 10.000 poin saat memainkan Through the Fire and Flames dari grub band Dragonforce di Level Expert.

“Saya senang bahwa saya mendapatkan kesempatan untuk memecahkan rekor dan membantu orang-orang belajar,” kata Danny yang saat itu juga mengalahkan rekor Chris Chike yang meraih skor 880.920 pada Maret 2008. Sejak saat itu, Danny dan Chris menjadi “musuh bebuyutan” dalam setiap ajang pemecahan rekor.

Danny dalam pemecahan rekor pertamanya itu mengaku belum puas. “Saya dapat melakukannya dengan lebih baik. Saya melewati beberapa not,” paparnya.

Penggemar lagu “Rock of Ages” dari Def Leppard itu mengaku telah bermain antara 300 hingga 500 kali sejak menemukan video game “Guitar Hero.”

Kegemaran Danny terhadap musik jelas mengalir dari ayahnya yang merupakan pemain gitar sebenarnya selama lebih dari 40 tahun. Ayah Danny mengaku bermain “Guitar Hero” lebih sulit daripada bermain gitar sebenarnya. “Saya tidak tahu tentang ‘Guitar Hero’, saya seorang pengusaha batu granit,” papar Scott.

Scott menuturkan, dia mengetahui talenta putranya dalam bermain game saat anaknya itu diajak melihat acara kompetisi Xbox Live Super Bowl. Saat itu para pemain game dapat memilih game-game favorit mereka. Usai menghadiri acara itu, meski belum mengikutkan anaknya dalam kompetisi, Scott semakin yakin dengan bakat putranya dalam bermain game.

Beberapa saat setelah itu, Danny kemudian didaftarkan Scott untuk ikut kontes game. Kontes pertama yang diikuti Danny ialah acara lokal GameStop untuk peluncuran “Guitar Hero III”. Dalam kontes lokal itu, Danny berhasil memenangkan sertifikat dan hadiah.

Semangat Danny untuk mengikuti kompetisi yang lebih besar pun terpompa sepulang dari acara lokal itu. Selanjutnya, dalam kontes “Guitar Hero” di Texas Rockfest pada Maret 2008, dia memenangkan gitar buatan Gibson Epiphone. “Kemenangan Danny dalam kontes itu menggemparkan orang-orang,” ujar Scott. (syarifudin, sindo 7 fabruari 2009)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar