Cari di Sini

Senin, 06 September 2010

Pembuka Akses Gratis Informasi Pemerintah




WARGA Amerika Serikat (AS) sudah sangat terbiasa menemukan segala informasi melalui internet secara cepat dan gratis. Namun tatkala harus mencari berbagai keputusan pengadilan federal, laporan, dan makalah milik pemerintah AS, mereka tak menemukannya di Google.

Karena itulah, Carl Malamud, 49, berinisiatif mendirikan Public.Resource.Org untuk memberi secercah celah bagi para pencari informasi milik pemerintah di Internet. Pada 2008, dia bertanggung jawab mempublikasikan 32,4 juta halaman dokumen dan 588 film pemerintah AS di Internet.

Pemerintah AS sebenarnya telah mendirikan Akses Publik untuk Catatan Elektronik Pengadilan (Pacer), namun sistem itu sudah ketinggalan jama. Selain lambat, Pacer juga tidak gratis bagi siapa saja yang membutuhkan informasi. Sistem itu juga tidak bisa diakses melalui Google.

“Pacer sudah 15 hingga 20 tahun ketinggalan jaman. Selain itu, Pacer juga tidak gratis, padahal seharusnya segala informasi itu gratis karena tidak ada hak ciptanya. Pacer memasang tarif 8 sen per halaman,” ujar Malamud.

Dari sanalah Malamud tergerak untuk menciptakan situs yang berisi berbagai data pemerintah AS. Malamud menyebut situsnya sebagai sistem operasi untuk demokrasi. Karena itulah, Malamud mengumpulkan dana kontribusi atau donasi sebesar USD600.000 pada 2008 dan membeli arsip-arsip berusia 50 tahun dari pengadilan federal lalu menempatkannya di situs secara online. Kini, melihat besarnya respon publik terhadap upayanya, Malamud siap-siap memperbesar kapasitas database-nya.

Usaha Malamud menjadikan informasi pemerintah dapat diakses semua orang itu memang tidak setengah-setengah. Saat pemerintah melakukan uji coba gratis sistem Pacer di 17 perpustakaan di penjuru AS, Malamud mengerahkan seluruh sukarelawannya untuk pergi ke semua perpustakaan itu.

Apa yang mereka lakukan? Para sukarelawan itu mengunduh sebanyak mungkin dokumen pengadilan yang bisa mereka unduh. Hasil unduhan dokumen itu kemudian mereka letakkan di situs Public.Resource.Org sehingga dapat diakses publik.

Salah seorang sukarelawan, Aaron Swartz, 22, mahasiswa dropout dari Stanford University yang jadi pengusaha itu membaca seruan Malamud dan mendownload sebanyak 20% dari seluruh isi database, sebanyak 19,9 juta halaman.

Akibat aksi Malamud dan para sukarelawannya, pada 29 September, seluruh layanan gratis Pacer dihentikan. Government Printing Office yang bertanggung jawab atas sistem Pacer mengatakan bahwa keamanan layanan itu dapat dibobol. FBI kemudian melakukan penyelidikan.

Pengacara Malamud menegaskan bahwa kliennya tidak bersalah dan tidak melanggar aturan apapun. Setelah itu, tidak diketahui bagaimana hasil penyelidikan FBI mengenai pengunduhan massal data Pacer tersebut.

Malamud tetap bertekad untuk menjadikan berbagai informasi milik pemerintah itu online dan Google-friendly. Kini Malamud telah memiliki lebih dari 20 juta halaman keputusan pengadilan rendah AS dan siap mempublikasikannya. “Saya ingin mengumpulkan seluruh pusat data pada 2009,” ujarnya.

Pria paruh abad itu memang telah memiliki pengalaman menjadikan beragam informasi pemerintah mudah diakses publik. Sebelumnya, dia pernah mendorong Securities and Exchange Commission dan Patent and Trademark Office untuk mempublikasikan data-data mereka secara online dan gratis. Namun untuk dokumen pengadilan, masalahnya memang tidak semudah itu, karena mengandung informasi pribadi para tersangka.

Malamud juga sepakat bahwa sistem pengadilan harus dapat melindungi informasi pribadi. Malamud mendapati ada ribuan dokumen di mana pengacara dan pengadilan tidak melindungi informasi pribadi para tersangka seperti nomor Social Security. “Itu merupakan pelanggaran terhadap aturan pengadilan sendiri. Di sana ada data anak-anak di Washington, nama-nama agen Secret Service, nomor dana pensiun, dan lainnya, yang tersebar luas,” keluhnya.

“Saya pun menulis surat pada sekretaris pengadilan di penjuru negara. Mereka kemudian melakukan perubahan dan sebagian besar dokumen itu ditarik dari pusat data mereka untuk diedit,” tutur Malamud.

Pria yang pernah mendirikan stasiun radio pertama di Internet, Internet Talk Radio, itu menggunakan komputer desktop dan laptop dengan sistem Mac OS X untuk mengelola situsnya. Dia menggunakan sejumlah server, email dan program DNS. “Kami lebih sering menggunakan Ubuntu dan untuk empat boks besar pusat data, kami menggunakan Solaris. Saya juga menggunakan NetBSD dan FreeBSD,” ujar Malamud menjelaskan sistem operasi yang digunakannya.

Untuk search engine, dia menggunakan grep, spotlight, Google, WAIS, dan lainnya. Sedangkan aplikasi jejaring sosial, dia menggunakan Twitter. Dia pernah mencoba menggunakan Facebook tapi tidak terlalu cocok dengan sistem yang mereka gunakan.

Lelaki yang suka minum kopi sambil berselancar di dunia maya itu mengaku gemar membaca berita. “Karena itu saya banyak menghabiskan waktu di washingtonpost.com, wsj.com, cnn.com, news.bbc.co.uk, csmonitor.com, gaurdian.co.uk, latimes.com, bostom.com, thehill.com, dan semacamnya,” kata pada DailyGeek. (syarifudin, sindo 14 februari 2009)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar