Cari di Sini

Senin, 06 September 2010

Gunakan Toilet Pesawat untuk Keruk Keuntungan




Michael O'Leary tidak pernah berhenti membuat gebrakan unik untuk mendongkrak popularitas maskapai miliknya, Ryanair. Di tengah resesi ekonomi global yang menghantam semua perusahaan, CEO Ryanair itu berencana mengoperasikan toilet yang hanya bisa dibuka dengan kartu kredit di seluruh pesawatnya.

Rencana yang bagi banyak orang terkesan lucu itu segera dilaksanakannya. “Jika penumpang yang menggunakan stasiun kereta dan bus harus membayar untuk menggunakan toilet, mengapa penumpang pesawat tidak?” kata pria kelahiran 20 Maret 1961 itu.

“Saya telah meminta para teknisi di perusahaan pembuat pesawat Boeing untuk mendesain toilet dengan pintu-pintu yang hanya bisa dibuka jika Anda memasukkan kartu kredit ke mekanisme penguncinya,” ujar O'Leary yang menggunakan Boeing 737-800s untuk semua pesawatnya.

Menurut O'Leary , awalnya dia ingin toilet itu bisa dibuka dengan memasukkan uang koin. “Namun karena maskapai kami beroperasi di wilayah yang menggunakan dua mata uang, euro dan poundsterling Inggris, ide tersebut diganti dengan kartu kredit,” tutur O'Leary.

“Sebagian besar orang pergi ke toilet sebelum mereka naik ke kabin pesawat, atau mereka menahannya hingga pesawat mendarat. Anda hanya akan berurusan dengan penumpang yang menggunakannya,” tuturnya.

O'Leary yakin dampak positif ide toilet itu ialah mengurangi jumlah penumpang yang ke toilet saat pesawat sedang terbang. Tentu saja, O'Leary yakin ide tersebut akan menambah keuntungan Ryanair yang saat ini telah menjadi maskapai paling menguntungkan di Eropa dan maskapai paling agresif meluaskan pasar.

Rencana O'Leary memang terkesan remeh. Namun dibalik itu, keuntungan yang diperoleh maskapai itu akan bertambah banyak. “Sekitar 20% penumpang akan membayar USD1,4 untuk sekali menggunakan toilet. Ini akan menghasilkan USD21 juta keuntungan per tahun,” ujar O'Leary.

“Saya pikir tidak ada seorang pun dalam sejarah yang naik ke kabin pesawat Ryanair dengan uang kurang dari USD1,4. Rencana ini tidak akan mengganggu kenyamanan penumpang yang tidak membawa uang tunai dan tidak semua orang menggunakan toilet di kabin pesawat,” papar salah satu pengusaha terkaya di Irlandia itu.

O'Leary memang seorang pengusaha yang terkenal sebagai pionir penerbangan berbiaya murah di dunia. Karena berbiaya murah, para penumpangnya dikenai biaya tambahan untuk makanan ringan, minuman, meskipun hanya air putih.

Untuk menarik pelanggan, maskapai yang dipimpinnya juga menawarkan penerbangan “gratis” untuk para penumpang setianya. Tentu saja kursi gratis itu diberikan pada mereka yang memenuhi persyaratan.

Sebagai pengusaha maskapai terbesar, O'Leary tidak segan mengkritik pemerintah Irlandia yang memberlakukan peraturan baru pajak keberangkatan di bandara sebesar 10 euro. Menurut O'Leary, kebijakan itu akan mengurangi jumlah wisatawan potensial.

O'Leary merupakan alumnus Trinity College untuk program Studi Bisnis. Setelah lulus dari pendidikan tinggi, dia bekerja sebagai akuntan di Stokes Kennedy Crowley yang kemudian dikenal KPMG. Dia mempelajari sistem perpajakan Irlandia dan kemudian bertemu Tony Ryan, Pemimpin GPA (Guinness Peat Aviation) perusahaan leasing. Saat itu Ryan merupakan salah satu klien O'Leary.

Pada 1987, Ryan kemudian menjadikan O'Leary sebagai penasehat pajak dan keuangan pribadi. Namun perusahaan Ryan kemudian berangsur bangkrut dan O'Leary dikirim ke Amerika Serikat (AS) untuk mempelajari model bisnis Southwest Airlines.

Seusai dari AS, O'Leary menjadi Wakil CEO Ryanair antara 1991 dan 1994. Pada januari 1994, O'Leary dipromosikan sebagai CEO Ryanair. Di bawah kepemimpinan O'Leary, Ryanair mengembangkan model maskapai penerbangan bertarif murah yang awalnya diterapkan Southwest Airlines. (sindo 7 maret 2009)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar